Selasa, Juli 29, 2025
  • Login
SUBSCRIBE
SEJUK
No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
No Result
View All Result
SEJUK
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Kami Ingin Rayakan Idul Adha di Kampung Halaman: Laporan Kunjungan Media

by Redaksi
09/10/2013
in Uncategorized
Reading Time: 2min read
Warga Syiah Sampang Rayakan Idul Adha di Pengungsian
Share on FacebookShare on Twitter

0.020130616_tolak-relokasi-syiah-sampang_5303

“Ya, Pak. Kami ingin sekali merayakan Idul Adha di kampung halaman” harap Tohir (48), salah satu korban yang dulu mengalami luka sangat kritis dalam penyerangan terhadap warga Syiah Sampang 26 Agustus 2012. Hal itu ia sampaikan Selasa kemarin (8/10/2013) di kantor Media Group Kedoya, Jakarta Barat. Tohir dengan bahasa Indonesia yang tidak lancar merespon Abdul Kohar, Kepala Pemberitaan Media Indonesia, yang mencoba ikut meneguhkan semangat rekonsiliasi dan perdamaian yang tengah diupayakan masyarakat Sampang, seraya menanyakan kepada para juru islah dan korban perihal keinginan pengungsi di Rusunawa Sidoarjo di hari raya Idul Adha.

Para juru islah dan korban berkunjung ke kantor Media Group dan sebelumnya Kompas (3 Oktober 2013) dalam rangka menyosialisasikan upaya-upaya perdamaian untuk memulangkan para pengungsi Syiah Sampang ke kampung halamannya kepada para pekerja media. Oleh jajaran redaksi dan editor Media Indonesia, Metro TV, begitupun Kompas, kedatangan mereka disambut dengan hangat dan sepenuhnya mendukung inisiatif islah yang dibangun dari bawah ini.

Mohammad Bakir, Wakil Redaktur Pelaksana Harian Kompas, berujar, “Saya ini orang Madura. Saya tidak mengerti mengapa sampai terjadi konflik Syiah dengan Sunni. Padahal selama ini kebiasaan beragama orang-orang NU di Madura menyatu dengan tradisi Syiah. Misalnya membaca Barzanji dan membuat bubur di bulan Syura (Tajin Syuro) sebagai bentuk penghormatan kepada Hasan & Husein, cucu Nabi Muhammad, yang dijadikan sebagai imam bagi mazhab Syiah.” Karena itulah Bakir memastikan bahwa Kompas akan terus mengawal islah sampai para pengungsi Syiah bisa kembali ke tanah kelahirannya.

Pada kesempatan yang sama KH. Nur Tamam, pimpinan Lembaga Persatuan Umat Islam (LPUI) Madura, memberikan penjelasan sejauh mana strategi dan kordinasi gerakan islah di masyarakat Sampang dilakukan, “Gerakan ini di bawah sepengetahuan dan instruksi Prof. Abdul A’la sebagai Ketua Tim Rekonsiliasi Sampang bentukan pemerintah. Jadi tidak benar kalau pemerintah Kabupaten Sampang dan Provinsi Jawa Timur menilai gerakan islah ini dianggap liar. Islah ini didasarkan pada kemauan dan kesadaran warga Sampang untuk menghentikan permusuhan. Mereka sudah kecapean saling benci satu sama lain. Mereka ingin kembali hidup damai.”

Sementara, Saningwar, salah satu juru islah dari Sampang, menegaskan dengan penuh optimis, baik ketika di Kompas maupun di Media Group, “Kalau hari ini juga pengungsi Syiah Sampang kembali ke kampung, dijamin akan diterima dengan baik oleh warga, tetangga-tetangganya, di Sampang, yang sebetulnya juga banyak yang satu kerabat, di antara mereka masih saudara.” Di sisi lain, pihak para pengungsi juga sudah dengan legowo memaafkan tetangga ataupun saudara-saudaranya yang dulu menyerang dan mengusir mereka. Sebab, bagi mereka kejadian ini sekadar salah paham yang kemudian dipanas-panasi pihak luar yang punya kepentingan. “Ini pak Tohir, sudah dengan sangat tulus memaafkan saudara-saudaranya yang dulunya menyerang dan mencelakainya,” Saningwar menambahkan.

“Semoga pemerintah pusat langsung turun tangan agar kami bisa segera pulang. Dan melalui islah ini kehidupan persaudaraan berikutnya menjadi berkah,” demikian Iklil Al-Milal, kakak Tajul Muluk, memerikan harapannya agar Media Group dan media-media lainnya bisa berhasil membuka hati pemimpin negeri ini, Presiden SBY. “Ke depannya, kami dan semua pihak di Sampang pun akan sama-sama mawas diri dan mengoreksi diri,” pungkasnya.

Pak Tohir, mewakili para pengungsi Syiah, terus berharap ada keajaiban untuk bisa merayakan Idul Adha di Kampung halamannya. Selama berada di Jakarta, bersama-sama juru islah ikhtiarnya untuk pulang dari pengungsian ia lakukan dengan mengunjungi Wantimpres (Albert Hasibuan), Jusuf Kalla (PMI), kediaman Said Aqil Siradj (Ketua Umum PBNU), serta ke Kompas dan Media Group. (Thowik SEJUK)

 

Sumber foto: Tribunnews.com

Previous Post

Upaya Islah Suni dan Syiah Sampang kian Menguat

Next Post

Aktivis HAM belum menyerah kejar pembunuh Munir

Redaksi

Redaksi

Journalists Association for Diversity (SEJUK) is an organization formed by journalists, activists, and writers to encourage the creation of society, with the support of the mass media, to respects, protects, and maintains diversity as part of the defense of human rights. SEJUK actively promotes perspectives of pluralism, human rights, gender, and diversity of sexuality to revive peaceful journalism. The aim is to spread issues of diversity in religion/belief, ethnicity, gender, and sexual orientation as well as other minority groups.

Related Posts

Ngober: Ngonten Keberagaman

Ngober: Ngonten Keberagaman

28/11/2024
Transgender

DOSA DAN NERAKA BUKAN URUSAN NEGARA: TRANSGENDER ISA ZEGA UMRAH BERJILBAB TIDAK BISA DIPENJARA

26/11/2024
God is Miraculous in Creating LGBT People

Pernyataan Sikap KOMPAKS: Menyikapi Pernyataan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) Bahwa LGBTQ adalah Ancaman Negara

21/11/2024
Gadis Kretek

Review Gadis Kretek: Kisah Cinta Dasiyah Memang Menyedihkan, Namun Peristiwa 1965 yang Menghancurkan Hidupnya

13/11/2023
Next Post
Aktivis HAM belum menyerah kejar pembunuh Munir

Aktivis HAM belum menyerah kejar pembunuh Munir

Please login to join discussion

Terpopuler

  • “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Gereja Pertama di Indonesia yang Menerima LGBT dengan Terbuka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Di Ranah Minang Gereja Dilarang Didirikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Cara Menumbuhkan Sikap Toleransi Antarumat Beragama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gereja Ortodoks Rusia di Indonesia: Menjumpa dan Menyapa yang Berbeda dengan Cinta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tentang Kami

Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) didirikan tahun 2008 oleh para jurnalis dari berbagai media mainstream, aktivis hak asasi manusia (HAM), dialog antar-iman dan penulis.

Hubungi Kami

Kontak

Karir

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • TikTok
  • YouTube

Community Guidelines

Kontributor

Pedoman Media Siber

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In