Sabtu, Juli 5, 2025
  • Login
SUBSCRIBE
SEJUK
No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
No Result
View All Result
SEJUK
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Aktivis tegaskan perlu ada keterwakilan perempuan di Pilpres

by Redaksi
23/03/2014
in Uncategorized
Reading Time: 2min read
PGI Nilai Yudhoyono Melanggar Konstitusi
Share on FacebookShare on Twitter

 

“Kita berharap ada perimbangan gender. Kalau presidennya laki-laki, ya wakil presidennya perempuan. Itu harapan tertinggi kami,”

Jakarta (ANTARA News) – Aktivis perempuan Nursyahbani Katjasungkana menyatakan perlu ada keterwakilan perempuan di dalam pemilihan umum presiden dan wakil presiden (Pilpres) 2014.

“Kita berharap ada perimbangan gender. Kalau presidennya laki-laki, ya wakil presidennya perempuan. Itu harapan tertinggi kami,” kata Nursyahbani di Jakarta, Jumat.

Aktivis yang telah 35 tahun menyuarakan hak-hak perempuan itu mengapresiasi aksi afirmasi yang mendorong keterlibatan perempuan di parlemen dengan kuota keterwakilan 30 persen, dan berharap hal serupa juga diterapkan di eksekutif.

“Kalau di legislatif ada kuota 30 persen, tentunya di tingkat tertinggi kepemimpinan nasional perlu juga ada perimbangan gender,” kata pendiri Lembaga Bantuan Hukum Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan (LBH APIK) itu.

Tentu saja, kata anggota DPR RI periode 2004–2009 dari Fraksi PKB itu, untuk posisi wakil presiden harus dipilih perempuan yang berkualitas, di antaranya mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Ia berharap partai politik yang telah mempunyai calon presiden laki-laki mau mengajukan perempuan sebagai calon wakil presiden.

“Anak-anak muda PDIP, misalnya, bisa mengajukan wacana Jokowi-Rieke,” katanya.

Menurut Nursyahbani, Rieke Diah Pitaloka Intan Purnamasari, anggota Fraksi PDIP DPR periode 2009–2014 dan mantan calon gubernur Jawa Barat, merupakan sosok perempuan muda yang berkualitas.

Harapan senada juga dikemukakan aktivis perempuan Athik Hidayatul Ummah. Menurut dia, pemimpin perempuan dibutuhkan karena problem yang dihadapi perempuan Indonesia sangat besar, mulai dari masalah pendidikan, ekonomi, hingga sosial.

“Masalah-masalah itu akan teratasi jika ada perempuan yang memimpin bangsa ini, paling tidak perempuan lebih sensitif terhadap nasib perempuan,” katanya.

Persoalannya, kata mantan ketua Korps PMII Putri Jawa Timur itu, tampilnya Jokowi sebagai calon presiden PDIP memupus harapan ada kaum perempuan yang tampil sebagai calon presiden di dalam Pilpres 2014.

Ia mengatakan, kecenderungan partai politik di Indonesia adalah mendorong pemimpin tertinggi sebagai calon presiden. Partai Golkar mengajukan Aburizal Bakrie, Gerindra mengajukan Prabowo Subianto, Hanura mengajukan Wiranto.

Sementara, kata dia, Megawati Soekarnoputri, satu-satunya perempuan yang menjadi pemimpin tertinggi parpol peserta pemilu, sudah memerintahkan Jokowi maju sebagai capres dari PDIP. Dengan demikian, kata dia, kemungkinan besar semua capres di pilpres nanti laki-laki.

“Karena itu, mestinya ada wakil perempuan di pilpres. Posisi wakil presiden saya kira rasional bagi tokoh perempuan,” katanya.

Ia berharap ada partai politik yang bersedia memasang tokoh perempuan yang kuat dan punya basis massa sebagai calon wakil presiden.

“Saat ini telah banyak perempuan berkualitas yang layak menjadi calon wakil presiden,” katanya.

Menurut dia, ada sejumlah nama tenar yang pantas diajukan sebagai calon wakil presiden. Selain Sri Mulyani dan Rieke yang telah disebut Nursyahbani, ada Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Gumelar, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Ketua Fraksi PDIP DPR Puan Maharani, dan mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan Khofifah Indar Parawansa yang juga Ketua Umum Muslimat NU.(*)

Editor: Ruslan Burhani

Sumber: http://www.antaranews.com/pemilu/berita/425338/aktivis-tegaskan-perlu-ada-keterwakilan-perempuan-di-pilpres

Tags: Headline
Previous Post

‘Kemanusiaan tunggal ika’

Next Post

Komitmen Parpol terhadap Isu HAM Masih Dipertanyakan

Redaksi

Redaksi

Journalists Association for Diversity (SEJUK) is an organization formed by journalists, activists, and writers to encourage the creation of society, with the support of the mass media, to respects, protects, and maintains diversity as part of the defense of human rights. SEJUK actively promotes perspectives of pluralism, human rights, gender, and diversity of sexuality to revive peaceful journalism. The aim is to spread issues of diversity in religion/belief, ethnicity, gender, and sexual orientation as well as other minority groups.

Related Posts

Ngober: Ngonten Keberagaman

Ngober: Ngonten Keberagaman

28/11/2024
Transgender

DOSA DAN NERAKA BUKAN URUSAN NEGARA: TRANSGENDER ISA ZEGA UMRAH BERJILBAB TIDAK BISA DIPENJARA

26/11/2024
God is Miraculous in Creating LGBT People

Pernyataan Sikap KOMPAKS: Menyikapi Pernyataan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) Bahwa LGBTQ adalah Ancaman Negara

21/11/2024
Gadis Kretek

Review Gadis Kretek: Kisah Cinta Dasiyah Memang Menyedihkan, Namun Peristiwa 1965 yang Menghancurkan Hidupnya

13/11/2023
Next Post

Komitmen Parpol terhadap Isu HAM Masih Dipertanyakan

Please login to join discussion

Terpopuler

  • “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hotspace Privat Event Jakarta, Bukan Tindak Pidana!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Gereja Pertama di Indonesia yang Menerima LGBT dengan Terbuka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dewi Kanti Rela Tak Punya Akta Nikah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tersingkir dari Keluarga, Tempat Kerja, hingga Pemakamannya: Nasib Transpuan di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tentang Kami

Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) didirikan tahun 2008 oleh para jurnalis dari berbagai media mainstream, aktivis hak asasi manusia (HAM), dialog antar-iman dan penulis.

Hubungi Kami

Kontak

Karir

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • TikTok
  • YouTube

Community Guidelines

Kontributor

Pedoman Media Siber

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In