Sabtu, Juli 5, 2025
  • Login
SUBSCRIBE
SEJUK
No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
No Result
View All Result
SEJUK
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Diskriminasi dalam Iringan Musik Tiup: Peringatan Kenaikan Isa Almasih

by Redaksi
29/05/2014
in Uncategorized
Reading Time: 2min read
Diskriminasi dalam Iringan Musik Tiup: Peringatan Kenaikan Isa Almasih
Share on FacebookShare on Twitter

Peace and Diversity without Justice is an Illusion. Demikian tertulis di aspal jalanan seberang Istana Merdeka. Sebuah karya seni jalanan yang dibuat Andi (akun twitter @rharharha), mahasiswa Institut Kesenian Jakarta (IKJ), ikut menggambarkan kebatinan peringatan Hari Raya Kenaikan Isa Almasih oleh jemaat GKI Yasmin Bogor dan HKBP Filadelfia Bekasi.

Sekitar 150 orang jemaat dari dua gereja, GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia, kembali terpaksa beribadah di seberang Istana Merdeka Jakarta. Ibadah Peringatan Hari Raya Kenaikan Isa Almasih ini dilayani oleh 8 orang pendeta. Para pendeta itu adalah Pendeta Palti Panjaitan dari HKBP Filadelfia, Pendeta Benget Tambunan dari Gereja Kristen Indonesia Ampera Jakarta Selatan, Pendeta Roy Simanjuntak (HKBP), Pendeta Dapot Siregar (HKBP), Pendeta Boas Tarigan dari Gereja Kristen Indonesia (GKI) Depok, Pendeta Sapta Baralaska (Gereja Sahabat Indonesia) serta Pendeta Huburyanti Marbun (HKBP).

Pelayanan Firman dibawakan oleh Pendeta Benget Tambunan dari Gereja Kristen Indonesia (GKI) Ampera Jakarta Selatan. Dalam khotbahnya, Pendeta Benget Tambunan mengingatkan jemaat untuk terus berjuang, sebagaimana Yesus, yang diimani naik ke Surga, yang juga terus berjuang melawan ketidakbenaran dan ketidakadilan didunia.

“Kekuasaan cenderung disalahgunakan. Kekuasaan yang absolut makin kuat pula kecenderungannya untuk disalahgunakan, korup. Gereja GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia hadir setiap dua minggu di seberang Istana Merdeka ini untuk menjadi kontrol terhadap pemerintahan yang korup, yang mengakibatkan jatuhnya korban warga negara, ketika pemerintah tidak lagi mengikuti Konstitusi negara”, kata Benget Tambunan dalam khotbahnya.

Ibadah Hari Raya ini disemarakkan dengan iringan musik tiup yang dimainkan oleh The North Sumatera Brass, yang beranggotakan mahasiswa-mahasiswa asal Sumatera Utara, Kupang dan Maluku dari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Seluruh lagu dalam liturgi ibadah dinyanyikan dengan iringan beberapa jenis alat musik tiup, termasuk lagu Indonesia Raya yang selalu dinyanyikan jemaat usai peribadatan.

“Jangan menyerah, jangan terbuai oleh apapun, termasuk oleh kekuatan uang. Jangan terhisap pada pemerintahan yang korup, tetapi teruslah berjuang bersama menegakkan keadilan”, Pendeta Benget Tambunan kembali mengajak para jemaat.

Sebagaimana diketahui, sampai saat ini putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap, tidak juga dilaksanakan oleh Bupati Bekasi dalam kasus HKBP Filadelfia dan Wali Kota Bogor dalam kasus GKI Yasmin. Pembangkangan hukum yang dilakukan selama bertahun-tahun oleh kedua pemerintah daerah itu didiamkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.  Tidak ada keinginan menegakkan hukum dan Konstitusi negara.

“Proses politik seakan tidak berkorelasi dengan kehidupan warga negara Indonesia di Jemaat HKBP Filadelfia dan GKI Yasmin. Pemerintahan daerah berganti, diskriminasi berlanjut terus. Hingga akhir masa jabatan, Presiden SBY pun bertahun-tahun abai terhadap pembangkangan hukum yang terjadi di Bekasi dan Bogor”, kata Bona Sigalingging, Juru Bicara GKI Yasmin Bogor. (Sumber berita: Bona Sigalingging)

 

Previous Post

Paus Serukan Kebebasan Akses ke Situs Agama di Jerusalem

Next Post

AJI Yogyakarta Kecam Penganiayaan dan Perampasan Kamera Jurnalis Kompas TV Michael Aryawan serta kekerasan atas nama agama

Redaksi

Redaksi

Journalists Association for Diversity (SEJUK) is an organization formed by journalists, activists, and writers to encourage the creation of society, with the support of the mass media, to respects, protects, and maintains diversity as part of the defense of human rights. SEJUK actively promotes perspectives of pluralism, human rights, gender, and diversity of sexuality to revive peaceful journalism. The aim is to spread issues of diversity in religion/belief, ethnicity, gender, and sexual orientation as well as other minority groups.

Related Posts

Ngober: Ngonten Keberagaman

Ngober: Ngonten Keberagaman

28/11/2024
Transgender

DOSA DAN NERAKA BUKAN URUSAN NEGARA: TRANSGENDER ISA ZEGA UMRAH BERJILBAB TIDAK BISA DIPENJARA

26/11/2024
God is Miraculous in Creating LGBT People

Pernyataan Sikap KOMPAKS: Menyikapi Pernyataan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) Bahwa LGBTQ adalah Ancaman Negara

21/11/2024
Gadis Kretek

Review Gadis Kretek: Kisah Cinta Dasiyah Memang Menyedihkan, Namun Peristiwa 1965 yang Menghancurkan Hidupnya

13/11/2023
Next Post
AJI Yogyakarta Kecam Penganiayaan dan Perampasan Kamera Jurnalis Kompas TV Michael Aryawan serta kekerasan atas nama agama

AJI Yogyakarta Kecam Penganiayaan dan Perampasan Kamera Jurnalis Kompas TV Michael Aryawan serta kekerasan atas nama agama

Please login to join discussion

Terpopuler

  • “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hotspace Privat Event Jakarta, Bukan Tindak Pidana!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Gereja Pertama di Indonesia yang Menerima LGBT dengan Terbuka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dewi Kanti Rela Tak Punya Akta Nikah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tersingkir dari Keluarga, Tempat Kerja, hingga Pemakamannya: Nasib Transpuan di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tentang Kami

Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) didirikan tahun 2008 oleh para jurnalis dari berbagai media mainstream, aktivis hak asasi manusia (HAM), dialog antar-iman dan penulis.

Hubungi Kami

Kontak

Karir

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • TikTok
  • YouTube

Community Guidelines

Kontributor

Pedoman Media Siber

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In