BANDUNG, (PRLM).- Sikap intoleransi keberagaman di masyarakat, saat ini dipandang terus meningkat. Hal itu pun seiring dengan semakin melemahnya pengamalan nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila dan pilar-pilar kenegaraan lainnya.
“Melihat dinamika sosial seperti ini, dipandang perlu untuk kembali menajamkan nilai-nilai Pancasila yang sangat mengedepankan toleransi. Sehingga, dengan adanya sosialisasi ini, akan lebih menumbuhkembangkan nilai-nilai nasionalisme di masyarakat dan mengikis sikap intoleransi,” ungkap anggota DPR RI Junico B.P. Siahaan, di sela-sela kegiatan Sosialisasi MPR/DPR-RI, Gedung PMI, Jalan Aceh Kota Bandung, Minggu (1/3/2015).
Dalam kesempatan itu lanjut pria yang akrab disapa Nico Siahaan ini, sosialisasi yang intens digelar para wakil rakyat ini, mempunyai visi dan misi mengembangkan sikap ke-bhineka tunggal ika bangsa dan negara kepada masyarakat.
Dengan demikian, diharapkan, melalui sosialisasi tersebut akan mampu menumbuhkembangkan jiwa-jiwa toleransi dan nasionalisme berbangsa dan bernegara.
Dijelaskan Nico, sosialisasi MPR/DPR-RI ini pihaknya sengaja melibatkan para generasi muda. Remaja-remaja ini nantinya diharapkan akan menjadi agen perubahan di kehidupan bermasyarakat untuk pengamalan nilai-nilai Pancasila.
“Saat ini generasi muda, di samping banyak yang tidak mengetahui lagi nilai-nilai Pancasila, akan tetapi di satu sisi masih ada generasi muda yang peduli. Generasi muda yang peduli inilah yang menjadi mitra kita untuk menyampaikan dan ‘memengaruhi’ kehidupan masyarakat dalam berkehidupan berkeragaman,” ungkap dia.
Intoleransi keberagaman di Jawa Barat pun, Nico menilai, saat ini sudah mulai terjadi. Hal itu pun menjadi sebuah tantangan bagi semua kalangan untuk mengantisipasi meluasnya sikap intoleransi tersebut.
Padahal, lanjut Nico, masyarakat Jawa Barat yang dulunya terkenal dengan sikapnya yang sopan santun dan sangat mengedepankan toleransi, akan tetapi sikap-sikap itu seolah luntur seiring dengan banyaknya paradigma luar yang dianggap merongrong sendi-sendi kehidupan masyarakat.
“Misalnya saja pada sila ke satu dalam Pancasila yakni Ketuhanan Yang Maha Esa, saat ini banyak intoleransi terhadap sekelompok pemeluk agama minoritas. Padahal, dalam Pancasila itu sendiri, sangat ditekankan untuk saling menghrmati dan menghargai antarpemeluk agama,” kata dia.
Diharapkan, dengan kegiatan yang digelar ini, para peserta yang didominasi generasi muda itu mampu menjadi agen perubahan untuk mewujudkan kehidupan bermasyarakat yang harmonis berdasarkan nilai-nilai pilar kenegaraan.
“Jawa Barat ini terkenal dengan keharmonisan dan saling mengedepankan toleransi antarwarganya. Mari kembali kita bersama-sama membangun Jawa Barat ini menjadi daerah panutan toleransi bagi daerah lain di Indonesia. Keberagaman itu sebuah berkah,” tutur dia. (Ecep Sukirman/A-89)***