Saras Dewi dalam Peluncuran Buku “Seksualitas di Indonesia: Politik Seksual, Kesehatan, Keberagaman dan Representasi” di Kampus UI Salemba, Jakarta (13/7/2018)
Seksualitas adalah hal yang sangat tabu bagi masyarakat Indonesia. Perbincangan seksualitas dianggap tidak sesuai dengan budaya bangsa ini dan nilai-nilai agama. Padahal, pendidikan mengenai kesehatan reproduksi dan seksualitas merupakan hal-hal dasar yang penting untuk dipelajari, bahkan sejak dini, agar tidak terjadi tindakan-tindakan pelecehan seksual dan bisa lebih menjaga kesehatan organ-organ reproduksi.
Dosen Departemen Filsafat Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) Universitas Indonesia Dr. Saraswati Putri memprihatinkan kondisi masyarakat Indonesia yang sangat minim dalam memahami kesehatan seksual karena memandang seksualitas selalu dari sudut moralitas.
”Seperti pada kasus suatu lembaga kesehatan yang mengunggah dan membagikan video tentang kanker serviks. Dalam gambar tersebut terdapat vagina perempuan dan mulut rahim. Namun, kenyataannya pada kolom komentar justru banyak yang mencibir dengan mengatakan tidak beragama, tidak bermoral dan itu adalah pornografi,” ungkap pelantun Lembayung Bali yang lebih dikenal dengan nama Saras Dewi.
Perempuan yang akrab disapa Yayas ini juga menyesalkan lantaran masyarakat Indonesia masih banyak yang sangat munafik mengenai persoalan-persoalan yang penting diketahui terkait seksualitas. Hal tersebut ia sampaikan dalam peluncuran buku “Seksualitas di Indonesia: Politik Seksual, Kesehatan, Keberagaman dan Representasi” yang digelar Jumat, 13 Juli 2018, di gedung IASTH Kampus UI Salemba, Jakarta. Peluncuran dan diskusi buku ini dimoderatori Dr. Nur Iman Subono, pengajar Departemen Ilmu Politik FISIP UI.
Nur Iman Subono, Syafiq Hasyim dan Saras Dewi di Kampus UI Salemba, Jakarta (13/7)
“Buku ini merupakan suatu terobosan baru permasalahan seksualitas di Indonesia. Metode yang digunakan oleh buku ini pun menggunakan pendekatan antropologi feminis, sehingga dapat digunakan untuk (diskursus) gender dan seksualitas,” papar Yayas tentang buku rujukan wacana seksualitas, politik dan agama di Indonesia yang diedit Linda R. Bennet, Sharyn G. Davies, dan Irwan M. Hidayana ini.
Narasumber lainnya, Direktur International Center for Islam and Pluralism (ICIP) Dr. Syafiq Hasyim lebih menyoroti konservatisme dan radikalisme agama yang sangat kuat menguasai perbincangan seksualitas di Indonesia yang cenderung menghakimi dan menyerang dengan parameter normatif. Ia juga menjelaskan mengenai representasi seksualitas yang seringkali dianggap sebagai sesuatu yang pasti dan tidak berubah. Namun, pada kenyataannya tidak seperti itu. Akibatnya, menurut Syafiq, para kaum LGBT seringkali mendapatkan pelecehan.
“Jika negara tidak melakukan apa-apa dalam hal ini, maka ini adalah sebuah fenomena radikalisme yang sangat berbahaya”, ujar Dr. Syafiq Hasyim []
Penulis: Della & Nathania