Senin, Mei 12, 2025
  • Login
SUBSCRIBE
SEJUK
No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
No Result
View All Result
SEJUK
No Result
View All Result
Home Disabilitas

Disabilitas Menuntut Transportasi yang Aksesibel: Mudik Ramah Anak dan Disabilitas untuk Natal & Tahun Baru

by Thowik SEJUK
20/12/2019
in Disabilitas, Uncategorized
Reading Time: 3min read
Disabilitas Menuntut Transportasi yang Aksesibel: Mudik Ramah Anak dan Disabilitas untuk Natal & Tahun Baru
Share on FacebookShare on Twitter
Jumpa pers Mudik Ramah Anak dan Disabilitas (MRAD) Natal & Tahun Baru di Kementerian Perhubungan, Jakarta Pusat (20/12)

“Komitmen Kementerian Perhubungan yang memfasilitasi program Mudik Ramah Anak dan Disabilitas (MRAD) dalam rangka Natal dan Tahun Baru (Nataru) sangat dipresiasi para penyandang disabilitas,” ujar Ilma Sovri Yanti, inisiator MRAD dalam jumpa pers di kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta Pusat, Jumat sore (20/12).

Dalam kesempatan yang sama, perempuan pengguna kursi roda, Lili Fransisca (60), mengungkapkan perasaannya yang sangat bahagia karena bisa merayakan Natal untuk pertama kalinya di Batu Bara, Sumatera Utara, bersama suami yang juga memakai kursi roda. Melalui MRAD Nataru ini keduanya mendapat tiket pesawat pulang-pergi gratis Jakarta-Medan. Garuda Indonesia, Citilink, Batik Air, Lion Air dan AirAsia ikut berkontribusi.

“Saya sangat senang ikut mudik gratis ini dan akhirnya bisa merayakan Natal di kampung,” ungkap Lili.

Meskipun masih banyak disabilitas yang belum terakomodasi dalam mudik gratis program MRAD Nataru perdana ini, Ilma kembali meneruskan, tetapi keterbukaan Kementerian Perhubungan untuk terlibat dan menerima masukan atas tanggung jawabnya memperbaiki akses moda transportasi bagi disabilitas adalah langkah positif. MRAD Nataru digelar 21 dan 23 Desember 2019 memberangkatkan 67 penyandang disabilitas dan pendamping atau keluarganya dengan tujuan Pulau Jawa, Medan, Padang, Manado, Pomalaa, Bali dan Kupang.

Ilma menjelaskan terdapat 14 pengguna kursi roda dengan disabilitas daksa, polio , paraplegia dan tetraplegia. Kemudian 37 disabilitas netra, 3 daksa (bukan kursi roda), 1 tuli dan 16 pendamping (keluarga). 17  orang akan menempuh jalur udara dengan maskapai penerbangan Indonesia. 1 unit mobil akses, 1 elf regular dan 1 bus regular akan membawa 50 peserta MRAD lewat jalur darat.

Tujuan MRAD Nataru untuk memberikan kesempatan yang sama kepada disabilitas Kristen dan Katholik untuk mudik sebagaimana disabilitas Muslim yang sudah melakukannya empat kali lebaran Idul Fitri sejak 2016.

MRAD Nataru perdana ini juga melakukan serangkaian uji coba atau audit pelayanan transportasi penerbangan agar pemerintah memperhatikan masukan dari disabilitas, sehingga terpenuhi asas kegunaan (manfaat), kemudahan, kesetaraan, kemandirian, keselamatan (keamanan) untuk semua moda transportasi di Indonesia. Karena itu, sambung Ilma, MRAD Nataru roadshow ke Kementerian Perhubungan dan Kementerian Sosial.

“Misi MRAD adalah mendorong pemerintah mewujudkan transportasi Indonesia ramah disabilitas supaya tanggung jawab negara terimplementasikan dengan baik dan tepat sasaran,” tegas Ilma memaparkan tentang program MRAD yang kali ini didukung
Jaringan Kerja Lembaga Pelayanan Kristen (JKLPK), Persekutuan Pelayanan Kristen untuk Kesehatan di Indonesia (PELKESI), Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK), Yayasan ELSAFAN, Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) dan Kantor Berita Anak Indonesia (KBAI).

Lili Fransisca memakai kursi roda (paling kanan) menerima tiket pesawat Jakarta-Medan pulang-pergi untuk merayakan Natal dan Tahu Baru (20/12)

Kordinator MRAD Nataru 2019 Ritson Manyonyo turut menegaskan pentingnya Presiden Jokowi dan jajaran kementeriannya untuk lebih memberikan perhatian dalam memenuhi hak-hak disabilitas. Sehingga, moda-moda transportasi yang aksesibel juga bisa dinikmati warga disabilitas.

“Penyandang disabilitas punya hak yang sama untuk menikmati sarana transportasi yang ramah, aksesibel, inklusif,” tutur Ritson, penyandang netra.

Direktur Yayasan ELSAFAN ini melanjutkan, peserta MRAD Nataru telah melakukan rangkaian kegiatan audit perihal akses rumah ibadah pada 30 November lalu di dua Gereja (Kristen dan Katholik) di Rawamangun dan mengecek layanan fasilitas publik terminal Pulogebang Jakarta Timur pada 15 Desember 2019.

Tags: #Disabilitas#MRAD#MRAD2019#MRADNataru2019#Nataru
Previous Post

Bebaskan Tahanan Politik Papua tanpa Syarat!

Next Post

Kaleidoskop: 2019 Tahun Kejahatan Negara Paling Mematikan

Thowik SEJUK

Thowik SEJUK

Related Posts

Ngober: Ngonten Keberagaman

Ngober: Ngonten Keberagaman

28/11/2024
Transgender

DOSA DAN NERAKA BUKAN URUSAN NEGARA: TRANSGENDER ISA ZEGA UMRAH BERJILBAB TIDAK BISA DIPENJARA

26/11/2024
God is Miraculous in Creating LGBT People

Pernyataan Sikap KOMPAKS: Menyikapi Pernyataan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) Bahwa LGBTQ adalah Ancaman Negara

21/11/2024
Memperjuangkan Akses yang Setara untuk Perempuan Disabilitas lewat Anggaran yang Inklusif

Memperjuangkan Akses yang Setara untuk Perempuan Disabilitas lewat Anggaran yang Inklusif

10/09/2024
Next Post
Kaleidoskop: 2019 Tahun Kejahatan Negara Paling Mematikan

Kaleidoskop: 2019 Tahun Kejahatan Negara Paling Mematikan

Please login to join discussion

Terpopuler

  • “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Gereja Pertama di Indonesia yang Menerima LGBT dengan Terbuka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Jangan Toleran-Toleran Amat, Nanti Kebablasan!”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dewi Kanti Rela Tak Punya Akta Nikah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gereja Ortodoks Rusia di Indonesia: Menjumpa dan Menyapa yang Berbeda dengan Cinta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tentang Kami

Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) didirikan tahun 2008 oleh para jurnalis dari berbagai media mainstream, aktivis hak asasi manusia (HAM), dialog antar-iman dan penulis.

Hubungi Kami

Kontak

Karir

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • TikTok
  • YouTube

Community Guidelines

Kontributor

Pedoman Media Siber

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In