“Komitmen Kementerian Perhubungan yang memfasilitasi program Mudik Ramah Anak dan Disabilitas (MRAD) dalam rangka Natal dan Tahun Baru (Nataru) sangat dipresiasi para penyandang disabilitas,” ujar Ilma Sovri Yanti, inisiator MRAD dalam jumpa pers di kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta Pusat, Jumat sore (20/12).
Dalam kesempatan yang sama, perempuan pengguna kursi roda, Lili Fransisca (60), mengungkapkan perasaannya yang sangat bahagia karena bisa merayakan Natal untuk pertama kalinya di Batu Bara, Sumatera Utara, bersama suami yang juga memakai kursi roda. Melalui MRAD Nataru ini keduanya mendapat tiket pesawat pulang-pergi gratis Jakarta-Medan. Garuda Indonesia, Citilink, Batik Air, Lion Air dan AirAsia ikut berkontribusi.
“Saya sangat senang ikut mudik gratis ini dan akhirnya bisa merayakan Natal di kampung,” ungkap Lili.
Meskipun masih banyak disabilitas yang belum terakomodasi dalam mudik gratis program MRAD Nataru perdana ini, Ilma kembali meneruskan, tetapi keterbukaan Kementerian Perhubungan untuk terlibat dan menerima masukan atas tanggung jawabnya memperbaiki akses moda transportasi bagi disabilitas adalah langkah positif. MRAD Nataru digelar 21 dan 23 Desember 2019 memberangkatkan 67 penyandang disabilitas dan pendamping atau keluarganya dengan tujuan Pulau Jawa, Medan, Padang, Manado, Pomalaa, Bali dan Kupang.
Ilma menjelaskan terdapat 14 pengguna kursi roda dengan disabilitas daksa, polio , paraplegia dan tetraplegia. Kemudian 37 disabilitas netra, 3 daksa (bukan kursi roda), 1 tuli dan 16 pendamping (keluarga). 17 orang akan menempuh jalur udara dengan maskapai penerbangan Indonesia. 1 unit mobil akses, 1 elf regular dan 1 bus regular akan membawa 50 peserta MRAD lewat jalur darat.
Tujuan MRAD Nataru untuk memberikan kesempatan yang sama kepada disabilitas Kristen dan Katholik untuk mudik sebagaimana disabilitas Muslim yang sudah melakukannya empat kali lebaran Idul Fitri sejak 2016.
MRAD Nataru perdana ini juga melakukan serangkaian uji coba atau audit pelayanan transportasi penerbangan agar pemerintah memperhatikan masukan dari disabilitas, sehingga terpenuhi asas kegunaan (manfaat), kemudahan, kesetaraan, kemandirian, keselamatan (keamanan) untuk semua moda transportasi di Indonesia. Karena itu, sambung Ilma, MRAD Nataru roadshow ke Kementerian Perhubungan dan Kementerian Sosial.
“Misi MRAD adalah mendorong pemerintah mewujudkan transportasi Indonesia ramah disabilitas supaya tanggung jawab negara terimplementasikan dengan baik dan tepat sasaran,” tegas Ilma memaparkan tentang program MRAD yang kali ini didukung
Jaringan Kerja Lembaga Pelayanan Kristen (JKLPK), Persekutuan Pelayanan Kristen untuk Kesehatan di Indonesia (PELKESI), Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK), Yayasan ELSAFAN, Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) dan Kantor Berita Anak Indonesia (KBAI).
Kordinator MRAD Nataru 2019 Ritson Manyonyo turut menegaskan pentingnya Presiden Jokowi dan jajaran kementeriannya untuk lebih memberikan perhatian dalam memenuhi hak-hak disabilitas. Sehingga, moda-moda transportasi yang aksesibel juga bisa dinikmati warga disabilitas.
“Penyandang disabilitas punya hak yang sama untuk menikmati sarana transportasi yang ramah, aksesibel, inklusif,” tutur Ritson, penyandang netra.
Direktur Yayasan ELSAFAN ini melanjutkan, peserta MRAD Nataru telah melakukan rangkaian kegiatan audit perihal akses rumah ibadah pada 30 November lalu di dua Gereja (Kristen dan Katholik) di Rawamangun dan mengecek layanan fasilitas publik terminal Pulogebang Jakarta Timur pada 15 Desember 2019.