Selasa, Juli 1, 2025
  • Login
SUBSCRIBE
SEJUK
No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
No Result
View All Result
SEJUK
No Result
View All Result
Home Agama

Orang Muda Mesti Rawat Kebinekaan di Era Pandemi

by Redaksi
15/01/2021
in Agama
Reading Time: 4min read
Orang Muda Mesti Rawat Kebinekaan di Era Pandemi
Share on FacebookShare on Twitter

“Peace Train Indonesia kali ini membawa dua misi. Pertama, ajang bagi generasi muda dalam peran sertanya merawat kebinekaan dan perdamaian di era pandemi, dan kedua, kampanye hidup sehat di era new normal dengan selalu mematuhi protokol kesehatan yang diatur oleh pemerintah,” tutur Direktur Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) Pdt. Frangky Tampubolon Jumat sore (25/1) di stasiun Pasar Senen, Jakarta, saat bersama para peserta peace train yang hendak berangkat ke Temangggung, Jawa Tengah.

Menurut penggagas Peace Train Indonesia (PTI) ini kebinekaan perlu dirawat, terlebih lagi dalam situasi pandemi ketika media sosial dan kehidupan sehari-hari tak pernah sepi dari intoleransi. Orang muda, lanjut Frangky, memiliki peran penting dalam proses mewarisi dan menghidupkan semangat toleransi yang sejatinya telah mengakar di nusantara.

Salah satu peserta dari Pontianak, Kalimantan Barat, Wildan Mubaraak mengatakan tujuan mengikuti PTI untuk lebih dekat dengan masyarakat dan belajar bersama di sana.

“Saya ingin belajar bersama terutama suku, agama dan budaya serta berbaur dengan masyarakat lokal di tempat tujuan,” kata Wildan dari Perkumpulan Pemuda Satu dalam Perbedaan (SADAP) Indonesia.

PTI dengan tujuan Temanggung ini adalah gelaran yang kesebelas. Laurentinus, peserta dari Tomohon mengatakan kegiatan PTI ini diharapkan menjadi wadah berjumpa dengan teman baru dari berbagai latar belakang.

“Saya akan membawa nilai perdamaian ke Tomohon dan membagikannya dengan teman-teman di daerah saya,” ujar Laurentinus dari Forum Pemuda Lintas Agama (PELITA) Tomohon..

Tempat-tempat yang akan dikunjungi dalam Peace Train 11 Jakarta-Temanggung antara lain; Dusun Krecek, Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Temanggung, Gereja Santo Petrus Paulus, Klenteng, Kalisat (Sapto Dharmo), Pabrik Radio Kayu Magno dan Sepeda Bambu, Situs Liyangan, Kandang Jaran, RuMAH KiTA, dan lain-lain.

Selama kegiatan berlangsung, para peserta akan berproses untuk saling belajar, bekerja bersama, mengelola perbedaan, berkampanye, dan menuliskan pengalaman perjumpaan. Program ini diorientasikan untuk menjadi program reguler sehingga akan mengeksplorasi sebanyak mungkin kota di Indonesia yang bisa dijangkau lewat kereta, dan melibatkan sebanyak mungkin komunitas muda lintas agama.

Tahun baru 2021 adalah momentum yang tepat bagi generasi milenial Indonesia untuk menguatkan kembali kerukunan beragama, kekuatan keberagaman, dan perdamaian. Peace Train adalah salah satu sarana untuk mewujudkannya melalui pengalaman bertoleransi yang nyata.

Penggagas PTI lainnya, Ahmad Nurcholish menambahkan bahwa di era pandemi Covid-19 kelompok-kelompok intoleran-radikal tak pernah berhenti dalam beraksi. Karenanya perlu counter dan penyeimbang dari kelompok-kelompok toleran yang tak boleh abai dan diam, demi merawat kebinekaan dan terus berupaya mewujudkan perdamaian.

“Ikhtiar-ikhtiar merawat kebinekaan tidak boleh berhenti dilakukan. Di era pandemi pun hal tersebut harus tetap diprioritaskan. Karena dari situlah upaya membangun perdamaian tak sulit untuk diwujudkan,” tandas deputi direktur ICRP Ahmad Nurcholish.

PTI adalah program travelling lintas iman dengan menggunakan kereta api, menuju ke satu kota yang telah ditentukan. Anak-anak muda dari berbagai agama dan kepercayaan akan berjalan bersama mengunjungi komunitas agama-agama, komunitas penggerak perdamaian, rumah-rumah ibadah, dan tokoh-tokoh yang dianggap sebagai aktor penting toleransi dan perdamaian antar agama.

Program ini digagas oleh empat orang aktivis lintas iman, yakni: Anick HT, Frangky Tampubolon, Ahmad Nurcholish, dan Destya Nawriz. Sejak tahun 2017, Peace Train Indonesia telah melaksanakan perjalanan untuk kebinekaan dan perdamaian hingga 10 kali trip. Pada Januari 2021 ini merupakan trip ke-11.

Peace Train Indonesia 11 rute Jakarta-Temanggung diselenggarakan ICRP pada Jumat, 15 Januari 2021 s/d Minggu, 17 Januari 2021. Setelah melalui rapid test, para peserta Jumat sore (15/1) dilepas di Stasiun Pasar Senen. Kegiatan ini diikuti 15 peserta dari berbagai latar belakang agama yang dikoordinasi oleh Manajer Program ICRP Isa Oktaviani. Kelimabelas peserta tersebut berasal dari area Jakarta, Tangerang, Tangerang Selatan (Banten), Pontianak (Kalbar), Tomohon (Sulut), Madura (Jatim), Magelang, Salatiga (Jateng), Yogyakarta, Bandung (Jabar), dan Temanggung (Jateng).

Pandemi Covid-19 masih berjalan, tapi kegiatan (ikhtiar) merawat kebinekaan dan perdamaian jangan sampai berhenti. Aktivitas mengelola kebinekaan dan upaya mewujudkan perdamaian tentu menjadi hal yang penting di masa pandemi ini. Masyarakat masih bisa beraktivitas dengan protokol kesehatan yang ketat yakni menggunakan masker, menjaga jarak dan secara rutin memakai hand sanitizer. Satgas Covid-19 Indonesia mengizinkan masyarakat beraktivitas dengan syarat masyarakat harus menjalankan protokol kesehatan yang tepat.

Peace Train Indonesia 11 Jakarta – Temanggung diselenggarakan oleh Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) yang mendapatkan dukungan dari The Network for Religious and Traditional Peacemaker dan European Union. ICRP juga bekerjasama dengan lembaga mitra, antara lain: Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Persatuan Sekolah Perempuan Perdamaian, GusDurian, Sekolah Tinggi Agama Buddha Syailendra, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU), Komunitas Keberagaman Peace Leader Indonesia, Orang Muda Katolik (OMK) Temanggung, Wisata Kreatif Jakarta, AMAN Indonesia, dan Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (PERADAH), Forum Pemuda Lintas Agama (PELITA) Tomohon.

Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK), Buddhazine, dan Santika FM menjadi media partner dalam program ini.[]


 

Tags: #Kebinekaan#PeaceTrain#PeaceTrainIndonesia
Previous Post

Gereja Aceh Singkil Berharap Menteri Agama Baru Tak Lagi Memaksa Siswa Kristen Belajar Agama Islam

Next Post

Kesempatan Hidupkan Jurnalisme Keberagaman, Kabarkan Perdamaian dan Keadilan

Redaksi

Redaksi

Journalists Association for Diversity (SEJUK) is an organization formed by journalists, activists, and writers to encourage the creation of society, with the support of the mass media, to respects, protects, and maintains diversity as part of the defense of human rights. SEJUK actively promotes perspectives of pluralism, human rights, gender, and diversity of sexuality to revive peaceful journalism. The aim is to spread issues of diversity in religion/belief, ethnicity, gender, and sexual orientation as well as other minority groups.

Related Posts

Ahmadiyah

Global Peace Foundation Indonesia Gelar Peace! Project: Membangun Harmoni dalam Keberagaman

21/05/2025
Diskriminasi Beragama Kian Mencemaskan, Elemen Masyarakat Sipil Menggelar Konsolidasi Kebebasan Beragama di Provinsi Riau

Diskriminasi Beragama Kian Mencemaskan, Elemen Masyarakat Sipil Menggelar Konsolidasi Kebebasan Beragama di Provinsi Riau

17/11/2024
Masyarakat Adat, Pemimpin Agama, Akademisi, dan Media Bersama Atasi Perubahan Iklim

Masyarakat Adat, Pemimpin Agama, Akademisi, dan Media Bersama Atasi Perubahan Iklim

24/10/2024
Ilustrasi Istimewa

Raja Najasyi: Pemimpin tanpa Hegemoni

09/10/2024
Next Post
Tak Surut Menyebar Toleransi Melalui Jurnalisme Keberagaman

Kesempatan Hidupkan Jurnalisme Keberagaman, Kabarkan Perdamaian dan Keadilan

Please login to join discussion

Terpopuler

  • “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Gereja Pertama di Indonesia yang Menerima LGBT dengan Terbuka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gereja Ortodoks Rusia di Indonesia: Menjumpa dan Menyapa yang Berbeda dengan Cinta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Elisheva Wiriaatmadja, Contoh Penganut Judaisme yang Terbuka di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dewi Kanti Rela Tak Punya Akta Nikah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tentang Kami

Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) didirikan tahun 2008 oleh para jurnalis dari berbagai media mainstream, aktivis hak asasi manusia (HAM), dialog antar-iman dan penulis.

Hubungi Kami

Kontak

Karir

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • TikTok
  • YouTube

Community Guidelines

Kontributor

Pedoman Media Siber

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In