Selasa, Juli 1, 2025
  • Login
SUBSCRIBE
SEJUK
No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
No Result
View All Result
SEJUK
No Result
View All Result
Home Masyarakat Adat

Mengusung Demokrasi Keseharian Warga Rentan dari Maluku

by Redaksi
21/10/2024
in Masyarakat Adat
Reading Time: 3min read
ICIR

Dokumentasi ICIR Ke 5 di Solo

Share on FacebookShare on Twitter

International Conference and Consolidation on Indigenous Religions (ICIR) ke-6

Agama, etnis, dan identitas minoritas lainnya seperti gender dan seksualitas masih sangat rentan dipolitisasi dalam perhelatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 serentak, yang kini memasuki masa kampanye. Banyak baliho, spanduk, dan alat peraga pilkada lainnya yang menggunakan isu atau simbol-simbol primordial sebagai cara mengerek popularitas para calon kepala daerah. Tak sedikit pula dari mereka yang tidak ragu mendiskreditkan identitas-identitas kelompok rentan tertentu untuk mendulang suara.

Menyikapi situasi Pilkada dan demokrasi pasca-Pilpres 2024, Intersectoral Collaboration for Indigenous Religion Rumah Bersama akan melaksanakan International Conference and Consolidation on Indigenous Religions (ICIR) ke-6 dengan tema “Performing Democracy”. Dengan tema tersebut, ICIR 6 yang akan digelar di Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Ambon, Maluku, pada 23-24 Oktober 2024, ini mengajak siapa pun untuk melampaui proses termasuk hasil pemilu, pilpres maupun pilkada, tahun 2024.

“ICIR 6 memproyeksikan bangunan pengetahuan dan kebijaksanaan berbasis warga untuk pelibatan warga, terutama bagi kelompok rentan, yang efektif dalam rangka pemajuan dan resiliensi demokrasi,” ujar Ketua Program Studi Agama dan Lintas Budaya atau Center for Religious and Cross-cultural Studies (CRCS) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Dr. Samsul Maarif, selaku Steering Committee ICIR 6.

Pria yang akrab disapa Anchu ini menegaskan, pemilu seharusnya menjadi upaya seluruh elemen bangsa melakukan pemajuan demokrasi. Maka, sepatutnya kelompok-kelompok rentan, termasuk para penghayat kepercayaan dan masyarakat adat yang akan terlibat aktif dalam ICIR 6, tidak diperlakukan sebatas klien atau bahkan objek oleh para kontestan.

Untuk itulah, ICIR 6 hendak menyuguhkan beberapa topik yang akan digelar secara offline maupun online di antaranya: konsolidasi masyarakat sipil sebagai pelaksanaan demokrasi; kebebasan beragama atau berkeyakinan; agama, seni, dan demokrasi; ketahanan demokrasi, kedaulatan ekonomi, dan keterlibatan masyarakat; demokrasi digital, hak asasi manusia, dan inklusi; dan ekologi, pembangunan, dan demokrasi sehari-hari.

ICIR 6 melibatkan para akademisi, peneliti, praktisi, aktivis organisasi masyarakat sipil, dan anggota masyarakat untuk berbagi gagasan dan praktik demokrasi keseharian, seperti dialog antaragama, konflik dan binadamai, seni visual dan pertunjukan, hak asasi manusia, perubahan iklim dan keadilan ekologi, ekonomi tradisional dan kreatif, pendidikan dan kesehatan tradisional dan modern, dan sebagainya.

“Ide-ide keseharian yang dipraktikkan oleh masyarakat, terutama kelompok rentan, patut diperhitungkan sebagai pemajuan demokratis atau kewarganegaraan yang substantif, dan akan banyak digali dan dikembangkan dalam ICIR 6,” papar Anchu.

ICIR 6 dilaksanakan atas kerja sama dengan IAKN Ambon. Pelaksanaan ICIR 6 di Ambon adalah simbolisasi pemajuan demokrasi berbasis keseharian yang senantiasa lalai diperhitungkan. Akan banyak terlibat perwakilan komunitas penghayat agama leluhur dan masyarakat adat dari sekitar Maluku.

Sebelum di Ambon, ICIR 1 sudah dihelat pada tahun 2019 di Yogyakarta, ICIR 2 (2020) dan ICIR 3 (2021) dilaksanakan secara daring ( online ), kemudian ICIR 4 di Pontianak (2022), dan ICIR 5 di Surakarta (2023).

ICIR ke-6 akan dilaksanakan oleh panitia yang terdiri dari anggota-anggota sukarela dari the Intersectoral Collaboration for Indigenous Religions Rumah Bersama dan dosen atau pegawai Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Ambon, Maluku, bekerja sama dengan dan disponsori oleh beberapa lembaga seperti The Asia Foundation (TAF), Komnas Perempuan, LKiS, CRCS UGM, ICRS, Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK), Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Ambon, Kemitraan, Pusad Paramadina, Direktorat Kepercayaan dan Masyarakat Adat Ditjen Kebudayaan, Badan Pelestarian Budaya Wilayah XX, PGI, University of Oslo, serta International Center for Law and Religion Studies.

Cp: Makrus Ali (+62 811-2669-933) dan Laila (+62 812-9074-7656)

Previous Post

Raja Najasyi: Pemimpin tanpa Hegemoni

Next Post

Membangun Ruang Aman Digital bagi Masyarakat Adat

Redaksi

Redaksi

Journalists Association for Diversity (SEJUK) is an organization formed by journalists, activists, and writers to encourage the creation of society, with the support of the mass media, to respects, protects, and maintains diversity as part of the defense of human rights. SEJUK actively promotes perspectives of pluralism, human rights, gender, and diversity of sexuality to revive peaceful journalism. The aim is to spread issues of diversity in religion/belief, ethnicity, gender, and sexual orientation as well as other minority groups.

Related Posts

Traning Constructive Journlist

Saatnya Media Berpihak kepada Masyarakat Adat melalui Jurnalisme Konstruktif

04/11/2024
Masyarakat Adat, Pemimpin Agama, Akademisi, dan Media Bersama Atasi Perubahan Iklim

Masyarakat Adat, Pemimpin Agama, Akademisi, dan Media Bersama Atasi Perubahan Iklim

24/10/2024
Masyarakat Adat ICIR Ambon

Mengupayakan Kebijakan yang Berpihak pada Masyarakat Adat dan Penghayat Agama Leluhur di Indonesia Timur

23/10/2024
Masyarakat Adat

Membangun Ruang Aman Digital bagi Masyarakat Adat

22/10/2024
Next Post
Masyarakat Adat

Membangun Ruang Aman Digital bagi Masyarakat Adat

Please login to join discussion

Terpopuler

  • “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Gereja Pertama di Indonesia yang Menerima LGBT dengan Terbuka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gereja Ortodoks Rusia di Indonesia: Menjumpa dan Menyapa yang Berbeda dengan Cinta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 7 Alasan Mengapa LGBT Diterima Gereja Ini

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Elisheva Wiriaatmadja, Contoh Penganut Judaisme yang Terbuka di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tentang Kami

Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) didirikan tahun 2008 oleh para jurnalis dari berbagai media mainstream, aktivis hak asasi manusia (HAM), dialog antar-iman dan penulis.

Hubungi Kami

Kontak

Karir

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • TikTok
  • YouTube

Community Guidelines

Kontributor

Pedoman Media Siber

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In