Pulau Morotai, 20 Oktober 2025 — Duta Besar Australia untuk Indonesia, Rod Brazier, mengunjungi Desa Tiley Pantai di Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara, untuk berdialog langsung dengan anggota Sekolah Perempuan dan pengelola Pos Pengaduan dari sembilan desa. Kunjungan ini menjadi bagian dari rangkaian perjalanannya ke wilayah timur Indonesia, termasuk Ternate, dengan fokus melihat inisiatif berbasis komunitas yang memperkuat kepemimpinan perempuan di tingkat akar rumput.
Inisiatif ini dijalankan oleh Institut KAPAL Perempuan bersama mitra lokal, Lembaga Bantuan Hukum Perempuan dan Anak (LBH PA) Morotai, melalui dukungan program Kemitraan Australia–Indonesia Menuju Masyarakat Inklusif (INKLUSI). Dalam kegiatan tersebut, para perempuan dari sembilan desa—Tiley Pantai, Waringin, Galo-Galo, Usbar Pantai, Tiley Pusu, Tutuhu, Kolorai, Pilowo, dan Raja—menyampaikan pengalaman mereka dalam memperjuangkan hak dan layanan dasar masyarakat.
Sekolah Perempuan merupakan model pendidikan komunitas yang bertujuan memperkuat kepemimpinan perempuan, penyandang disabilitas, dan kelompok marjinal agar lebih aktif dalam pembangunan desa. Para anggotanya terlibat dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) hingga penyusunan RPJMD, memastikan suara perempuan dan kelompok rentan masuk dalam kebijakan pembangunan. Mereka juga mengelola Pos Pengaduan Sekolah Perempuan, layanan aduan yang menangani kekerasan terhadap perempuan dan anak, kesehatan reproduksi, hingga perlindungan sosial.
Dalam dialog yang dihadiri pula perwakilan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil serta kepala desa dari sembilan wilayah, Dubes Brazier menyampaikan apresiasi terhadap gerakan perempuan di Morotai. “Saya sangat senang bisa bertemu dengan ibu-ibu hebat dari Sekolah Perempuan, Tim LBH PA Morotai, Institut KAPAL Perempuan, dan juga pemerintah daerah. Saya bangga Australia bisa mendukung inisiatif masyarakat lokal yang memperkuat perlindungan perempuan dan anak, serta mendorong kepemimpinan perempuan desa menuju pembangunan yang inklusif bagi semua,” ujarnya.
Direktur LBH PA Morotai, Djuniar, menjelaskan bahwa lembaganya memprioritaskan isu kekerasan terhadap perempuan dan anak karena banyak korban di wilayah kepulauan kesulitan mengakses layanan. Selain faktor geografis dan transportasi, minimnya infrastruktur juga menjadi penghambat. Menurutnya, Pos Pengaduan Sekolah Perempuan menjadi solusi nyata karena telah dipercaya masyarakat untuk menangani berbagai persoalan, mulai dari konflik keluarga, masalah warisan, hingga isu lingkungan seperti pohon tumbang.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Institut KAPAL Perempuan, Budhis Utami, menegaskan bahwa perhatian terhadap perempuan di wilayah kepulauan harus menjadi prioritas nasional. Ia menyebut Morotai sebagai wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) yang memerlukan penguatan akses terhadap layanan dasar, pendidikan, kesehatan, serta ketahanan terhadap perubahan iklim. “Sekolah Perempuan memungkinkan perempuan memahami persoalan komunitas dan mencari solusi yang tepat,” ungkapnya.
Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, In Ahmad, menyatakan bahwa pemerintah daerah telah bekerja sama dengan Pos Pengaduan dalam memberikan layanan kepada masyarakat. Ia juga memastikan keterlibatan LBH PA Morotai dan Sekolah Perempuan dalam penyusunan RPJMD 2025–2029, sebagai bentuk komitmen pemerintah daerah terhadap partisipasi masyarakat sipil.
Sejak berdiri pada 2020, LBH PA Morotai telah menangani lebih dari 500 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Melalui kerja sama dengan KAPAL Perempuan, layanan pengaduan kini menjangkau sembilan desa di Morotai. Program ini menjadi salah satu contoh praktik baik kolaborasi antara komunitas lokal, pemerintah daerah, dan mitra internasional.
Kunjungan Dubes Rod Brazier menjadi momentum penting bagi pengakuan dan dukungan terhadap kepemimpinan perempuan di wilayah kepulauan. Kehadiran diplomatik ini juga memperkuat kerja bersama antara Indonesia dan Australia dalam menciptakan pembangunan yang inklusif, adil, dan responsif terhadap kebutuhan kelompok rentan, terutama perempuan dan anak.