Jumat, Agustus 15, 2025
  • Login
SUBSCRIBE
SEJUK
No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
No Result
View All Result
SEJUK
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Kapolri: Jangan mengatakan pihak lain paling salah menjalankan ibadah

by Redaksi
12/11/2013
in Uncategorized
Reading Time: 2min read
Kapolri: Jangan mengatakan pihak lain paling salah menjalankan ibadah
Share on FacebookShare on Twitter

 

Kapolri: Jangan mengatakan pihak lain paling salah menjalankan ibadah thumbnail
Kapolri Jenderal Sutarman

Kapolri Jenderal Sutarman mengingatkan tokoh agama dan tokoh masyarakat bahwa untuk mencegah konflik antarkelompok dan antarumat beragama hendaknya harus dihindari menilai pihak lain atau orang lain paling salah dalam menjalankan ibadah.

Pernyataan itu disampaikan di hadapan peserta Silaturrahim Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di Jakarta, Senin (11/11), seperti dilansir Antara.

Sutarman mengatakan, polisi memiliki kewajiban menjaga ketertiban, menegakkan hukum di masyarakat.

Konflik sosial antaragama, seperti melakukan tindak kekerasan atas nama agama – merusak bagunan dan membunuh orang, sejatinya bisa dihindari dengan mengetengahkan kebersamaan, lanjutnya.

Karena itu, ia minta jika ada persoalan antarumat hendaknya tidak diselesaikan dengan cara sendiri. Serahkan hal itu kepada pihak berwajib, karena jika dilakukan dengan pendekatan kekuatan seperti hukum rimba tidak akan menyelesaikan masalah, bahkan memperbesar.

Untuk mencegah konflik, para tokoh agama hendaknya menyampaikan pesan kepada umat dengan cara yang lembut. Harus diakui Indonesia adalah bangsa yang majemuk, multi etnis sehingga punya potensi konflik.

Ia mengingatkan, Tuhan menciptakan bangsa ini dengan kemajemukan, karena itu harus disyukuri karena perbedaan itu juga sebagai rahmat.

Sementara itu Akhmad Kusaeni menjelaskan bahwa media massa kurang tertarik pada pemberitaan keagamaan, tetapi jika ada konflik memiliki kewajiban untuk menjelaskan kepada publik penyebab dari konflik tersebut. Sayangnya, peliput peristiwa konflik keagamaan cenderung tidak netral disebabkan yang bersangkutan membela agama yang dianutnya.

Menurutnya, untuk menjaga netralitas dalam pemberitaan, peliput peristiwa konflik agama ditunjuk dari wartawan yang netral. Jika seperti konflik agama di Ambon, Antara mengirim wartawan yang berasal dari Bali, katanya, yang disambut tawa hadirin.

Peliput konflik agama, lanjut Kusaeni, memang perlu diberi wawasan keagamaan. Perlu diberi pelatihan. Hal itu dimaksudkan agar bisa mewartawakan dengan warna utuh dan berimbang, tidak berpihak. Pemberitaannya tidak memprovokasi dan merugikan pihak mana pun.

Jaksa Agung Basrief sebelumnya mengingatkan bahwa pihaknya Indonesia berdasarkan Pancasila. itu mengandung makna bahwa semua pemeluk agama yang ada harus diberi kebebasan dalam menjalankan ibadahnya masing-masing. Pemerintah pun harus memberi jaminan akan hal itu.

Kerukunan itu kini menjadi penting. Indonesia memang bukan negara agama, tetapi bukan pula sebagai negara sekuler. Meski demikian, agama-agama di Indonesia bisa hidup dan penganutnya bebas menjalankan ibadahnya masing-masing. Untuk menjaga kerukunan, perlu diketengahkan toleransi, perlu kesediaan memberi dan menerima dengan ikhlas. Kerukunan memang bersifat dinamis, sewaktu-waktu bisa berubah. Karena itu, penting untuk memelihara kerukunan itu.

 

Sumber: http://indonesia.ucanews.com/2013/11/12/kapolri-jangan-mengatakan-pihak-lain-paling-salah-menjalankan-ibadah/

Previous Post

Informasi Terkini Upaya Pindah Paksa Pengungsi Syiah Sampang

Next Post

SETARA DALAM KEBERAGAMAN

Redaksi

Redaksi

Journalists Association for Diversity (SEJUK) is an organization formed by journalists, activists, and writers to encourage the creation of society, with the support of the mass media, to respects, protects, and maintains diversity as part of the defense of human rights. SEJUK actively promotes perspectives of pluralism, human rights, gender, and diversity of sexuality to revive peaceful journalism. The aim is to spread issues of diversity in religion/belief, ethnicity, gender, and sexual orientation as well as other minority groups.

Related Posts

Ngober: Ngonten Keberagaman

Ngober: Ngonten Keberagaman

28/11/2024
Transgender

DOSA DAN NERAKA BUKAN URUSAN NEGARA: TRANSGENDER ISA ZEGA UMRAH BERJILBAB TIDAK BISA DIPENJARA

26/11/2024
God is Miraculous in Creating LGBT People

Pernyataan Sikap KOMPAKS: Menyikapi Pernyataan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) Bahwa LGBTQ adalah Ancaman Negara

21/11/2024
Gadis Kretek

Review Gadis Kretek: Kisah Cinta Dasiyah Memang Menyedihkan, Namun Peristiwa 1965 yang Menghancurkan Hidupnya

13/11/2023
Next Post
SETARA DALAM KEBERAGAMAN

SETARA DALAM KEBERAGAMAN

Please login to join discussion

Terpopuler

  • “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Gereja Pertama di Indonesia yang Menerima LGBT dengan Terbuka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 7 Alasan Mengapa LGBT Diterima Gereja Ini

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Budi Daya: Agama Sunda yang belum Merdeka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ‘No Viral, No Justice’ Tak Selalu Adil bagi Komunitas Rentan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tentang Kami

Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) didirikan tahun 2008 oleh para jurnalis dari berbagai media mainstream, aktivis hak asasi manusia (HAM), dialog antar-iman dan penulis.

Hubungi Kami

Kontak

Karir

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • TikTok
  • YouTube

Community Guidelines

Kontributor

Pedoman Media Siber

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In