Rabu, Juli 2, 2025
  • Login
SUBSCRIBE
SEJUK
No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
No Result
View All Result
SEJUK
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Ribuan Pekerja di Hong Kong Demo Kecam Penyiksaan TKI

by Redaksi
20/01/2014
in Uncategorized
Reading Time: 2min read
Indonesia Dinilai Gagal Lindungi Perempuan
Share on FacebookShare on Twitter

VIVAnews – Ribuan pekerja domestik turun ke jalan pada Minggu, 19 Januari 2014 di depan kantor polisi Hong Kong. Mereka menuntut keadilan bagi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Ngawi, Erwiana Sulistyaningsih, yang disiksa oleh majikannya, Law Wan Tung.

Menurut stasiun berita Channel News Asia, Minggu ini sekitar lima ribu orang yang terdiri dari pramuwisma, aktivis Hak Asasi Manusia (HAM), dan anggota kelompok migran berunjuk rasa melalui area perdagangan Wanchai. Sambil membawa bendera nasional merah putih, mereka turut meneriakkan slogan “Keadilan untuk Erwiana”.

Mereka menyerahkan sebuah petisi ke Kepala Kepolisian Hong Kong, Tsang Wai-hun dan meminta dia agar mempercepat proses kasusnya.

“Kami ingin proses investigasi dipercepat dan kami menuntut Pemerintah Hong Kong menghentikan aksi kekerasan terhadap pramuwisma di Hong Kong,” ungkap Ketua Aliansi Migran Internasional, Eni Lestari.

Mereka turut menuntut Pemerintah Hong Kong membatalkan sebuah aturan yang mewajibkan para pramuwisma tinggal dengan majikan mereka selama bekerja di sana. Hal itu diklaim para demonstran, justru membuat mereka rentan terhadap aksi penyiksaan.

Ini merupakan aksi unjuk rasa kedua yang mereka gelar dalam waktu satu pekan. Sebelumnya, demonstrasi serupa sudah dilakukan pada Kamis, 16 Januari 2014 kemarin.

Harian South China Morning Post (SCMP) melansir massa kemudian bergerak ke kantor pusat Pemerintah Hong Kong yang berlokasi di daerah Tamar.

Selain Erwiana, dua TKI lainnya mengaku juga pernah bekerja untuk sang majikan, Law Wan Tung. Setelah sebelumnya TKI bernama Bunga mengungkap kisah pilunya saat harus bekerja dengan Law, maka kisah serupa juga dialami oleh Susi.

Susi yang ditemui SCMP saat ikut berunjuk rasa mengaku hanya dibayar oleh Law sebesar HK$5000 atau Rp7,7 juta per tahunnya. Dia menyebut bekerja di kediaman Law sejak tahun 2010 hingga 2011 dan mengalami penyiksaan serupa.

“Ada kalanya majikan meminta saya untuk bunuh diri karena saya mengatakan kepada dia bahwa saya sudah tidak betah bekerja di sana,” ungkap perempuan berusia 31 tahun itu.

Lalu Susi mengatakan kepada majikannya, bahwa dia boleh memukuli Susi sesuka hati, asal jangan membunuh dirinya. “Saya masih memiliki anak laki-laki di Indonesia,” ujar Susi.

Juru Bicara Komite Keadilan, Sringatin, mengklaim pernah mendengar pengakuan dari TKI lainnya yang juga bekerja untuk Law. Pramuwisma yang kini bekerja di Singapura itu pernah bekerja selama tiga bulan selama tahun 2011 silam.

Pramuwisma itu akhirnya kabur dan mencari pertolongan dari temannya dan polisi. Namun, Sringatin menyebut, polisi belum berhasil membuat perkembangan apa pun. “TKI itu bahkan pernah diancam akan dibunuh oleh majikannya dengan pisau yang sedang dia pegang,” imbuh Sringatin.

Sringatin melanjutkan, TKI yang tidak diketahui namanya itu, mengaku siap memberikan kesaksian kepada polisi Hong Kong. Untuk memproses kasusnya lebih lanjut, empat petugas polisi dan dua staf Departemen Tenaga Kerja Hong Kong akan terbang ke Indonesia.

Mereka berniat ke Sragen hari ini untuk bertemu dan memintai keterangan Erwiana.

 

Sumber: http://dunia.news.viva.co.id/news/read/474575-ribuan-pekerja-di-hong-kong-demo-kecam-penyiksaan-tki

Tags: Headline
Previous Post

Televisi & Peliputan Keberagaman: sebuah Kerangka Acuan Workshop Jurnalis TV

Next Post

Laporan WI 2013: Pemerintah Enggan Tegakkan Kebebasan Beragama

Redaksi

Redaksi

Journalists Association for Diversity (SEJUK) is an organization formed by journalists, activists, and writers to encourage the creation of society, with the support of the mass media, to respects, protects, and maintains diversity as part of the defense of human rights. SEJUK actively promotes perspectives of pluralism, human rights, gender, and diversity of sexuality to revive peaceful journalism. The aim is to spread issues of diversity in religion/belief, ethnicity, gender, and sexual orientation as well as other minority groups.

Related Posts

Ngober: Ngonten Keberagaman

Ngober: Ngonten Keberagaman

28/11/2024
Transgender

DOSA DAN NERAKA BUKAN URUSAN NEGARA: TRANSGENDER ISA ZEGA UMRAH BERJILBAB TIDAK BISA DIPENJARA

26/11/2024
God is Miraculous in Creating LGBT People

Pernyataan Sikap KOMPAKS: Menyikapi Pernyataan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) Bahwa LGBTQ adalah Ancaman Negara

21/11/2024
Gadis Kretek

Review Gadis Kretek: Kisah Cinta Dasiyah Memang Menyedihkan, Namun Peristiwa 1965 yang Menghancurkan Hidupnya

13/11/2023
Next Post

Laporan WI 2013: Pemerintah Enggan Tegakkan Kebebasan Beragama

Please login to join discussion

Terpopuler

  • “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Gereja Pertama di Indonesia yang Menerima LGBT dengan Terbuka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gereja Ortodoks Rusia di Indonesia: Menjumpa dan Menyapa yang Berbeda dengan Cinta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 7 Alasan Mengapa LGBT Diterima Gereja Ini

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Elisheva Wiriaatmadja, Contoh Penganut Judaisme yang Terbuka di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tentang Kami

Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) didirikan tahun 2008 oleh para jurnalis dari berbagai media mainstream, aktivis hak asasi manusia (HAM), dialog antar-iman dan penulis.

Hubungi Kami

Kontak

Karir

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • TikTok
  • YouTube

Community Guidelines

Kontributor

Pedoman Media Siber

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In