Tulisan singkat tentang metodologi pemantauan media SEJUK ini, adalah patisari dari metodologi yang digunakan oleh SEJUK dalam memantau isu keberagaman di media massa.
Pembatasan Masalah
Monitoring ini akan dibatasi hanya kepada berita tentang isu-isu kebebasan beragama. Ia mencakup peristiwa kekerasan, pernyataan, pengumuman peraturan, petisi, dan seterusnya.
Kebebasan beragama adalah sebuah isu yang muncul dalam debat mengenai pluralisme. Menurut Hans Kung, pakar sosiologi agama asal Swiss, ada tiga kategori orang beragama. Pertama adalah kelompok eksklusif, yaitu mereka yang mengandaikan sebuah kebenaran tertutup di mana yang benar hanya diri dan kelompoknya. Kedua, kelompok inklusif, yaitu mereka yang menyatakan bahwa keunggulan kebenaran ada pada diri dan kelompoknya saja. Sementara kelompok ketiga adalah kaum pluralis yang menyatakan bahwa kebenaran bisa muncul dari mana saja. Tidak ada yang lebih unggul antara satu dengan yang lain. Dalam bahasa Isaiah Berlin, kebenaran itu banyak dan masing-masing memiliki tolok ukur yang berbeda-beda, incommensurable.
Karena kebenaran itu banyak dan bisa muncul di mana saja, maka sikap paling baik terhadap keberbedaan adalah membiarkan perbedaan hidup. Friedrich Hayek menjelaskan bahwa pada dasarnya manusia bodoh dan tidak tahu apa-apa. Kebebasanlah yang memungkinkan kebenaran terkuak. Martin Heidegger menegaskan