Selasa, Juli 1, 2025
  • Login
SUBSCRIBE
SEJUK
No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
No Result
View All Result
SEJUK
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Posisi Pers Digoyang Konservatisme

by admin
31/10/2011
in Uncategorized
Reading Time: 2min read
Share on FacebookShare on Twitter

SOROTAN dan outokritik mengemuka dalam diskusi yang digelar Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (Sejuk) di Kampus Universitas Sumatra Utara, kemarin.

Acara bertema Fundamentalisme di media dan tantangan memberitakan isu keberagaman, itu menampilkan pembicara Deputi Direktur Pemberitaan Media Indonesia Usman Kansong, akademisi dari IAIN Sumatra Utara Akmal Azhari, dan Pemimpin Redaksi Deli TV Syaiful Anwar Lubis.

Usman mengungkapkan, saat ini kebanyakan media sudah kebablasan dalam mengekspresikan suara mereka. Itu bisa dilihat banyaknyapers Islam yang menyuarakan radikalisme, fundamentalisme, konservatisme, dan mistisisme.

“Konservatisme agama yang ditularkan melalui pers sesungguhnya membahayakan kehidupan sosial, berbangsa, dan bernegara. Oleh karena itu, konservatisme semacam itu harus dilawan,” tandasnya.

Dia menambahkan, konservatisme itu dapat dilawan dengan pemberitaan melalui media massa umum. Apalagi, di masa reformasi ini, sudah semestinya pers umum lebih leluasa memberitakan keberagaman.

Sayangnya, pers umumpun tidak menampilkan ideal keberagaman alias ikut terjangkit konservatisme.

Ia memberikan contoh, masih banyak pers yang memberitakan persoalan agama hanya berdasarkan opini dari suara mayoritas. Misalnya, menyebut Ahmadiyah sesat. “Sesat menurut siapa? Ketika menggunakan kata sesat, pers telah memihak kelompok mayoritas dominan. Memvonis satu aliran sebagai sesat atau tidak sesat merupakan hak prerogatif Tuhan.”

Di sisi lain, Akmal Azhari lebih banyak menyoroti fungsi wartawan. Menurut dia, para kuli tinta bisa dikatakan sebagai nabi. Alasannya ba-nyak tugas wartawan hampir sama dengan tugas nabi, salah satunya menyampaikan kabar berita dan membentuk opini.

“Tapi sayang, masih banyak wartawan yang tidak bisa membedakan opini pribadi dengan opini yang ada di masyarakat,” paparnya.

Syaiful Anwar pun memaparkan kondisi terkini di Sumatra Utara. “Ada media utama, yang memosisikan dirinya berseberangan dengan media lainnya dalam pemberitaan. Namun, itu tidak menimbulkan perpecahan karena warga Sumut memiliki kekerabatan yang baik karena adat istiadat/ (YN/N-2)

Sumber: Media Indonesia, Jumat, 21 Oktober 2011

Previous Post

Mahasiswa Penganjur Pluralisme

Next Post

MASIH ADA DUSTA DI ANTARA KITA

admin

admin

Related Posts

Ngober: Ngonten Keberagaman

Ngober: Ngonten Keberagaman

28/11/2024
Transgender

DOSA DAN NERAKA BUKAN URUSAN NEGARA: TRANSGENDER ISA ZEGA UMRAH BERJILBAB TIDAK BISA DIPENJARA

26/11/2024
God is Miraculous in Creating LGBT People

Pernyataan Sikap KOMPAKS: Menyikapi Pernyataan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) Bahwa LGBTQ adalah Ancaman Negara

21/11/2024
Gadis Kretek

Review Gadis Kretek: Kisah Cinta Dasiyah Memang Menyedihkan, Namun Peristiwa 1965 yang Menghancurkan Hidupnya

13/11/2023
Next Post

MASIH ADA DUSTA DI ANTARA KITA

Please login to join discussion

Terpopuler

  • “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Gereja Pertama di Indonesia yang Menerima LGBT dengan Terbuka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gereja Ortodoks Rusia di Indonesia: Menjumpa dan Menyapa yang Berbeda dengan Cinta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Elisheva Wiriaatmadja, Contoh Penganut Judaisme yang Terbuka di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dewi Kanti Rela Tak Punya Akta Nikah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tentang Kami

Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) didirikan tahun 2008 oleh para jurnalis dari berbagai media mainstream, aktivis hak asasi manusia (HAM), dialog antar-iman dan penulis.

Hubungi Kami

Kontak

Karir

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • TikTok
  • YouTube

Community Guidelines

Kontributor

Pedoman Media Siber

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In