TEMPO.CO, Yogyakarta – Sejumlah organisasi peduli difabel memprotes pencantuman syarat tak menyandang beragam jenis disabilitas bagi pendaftar seleksi masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) 2014. Direktur Sasana Integrasi dan Advokasi Difabel (Sigab) Yogyakarta, Joni Yulianto, mengatakan pemberlakuan syarat larangan difabel mengikuti SNMPTN 2014 diskriminatif dan melanggar hak asasi manusia. “Melanggar hukum dan inkonstitusional,” katanya, Selasa, 11 Maret 2014. (baca: 367 Sekolah Tak Mendaftar ke Pangkalan Data Sekolah)
Data pada laman snmptn.ac.id menyebutkan mayoritas jurusan melarang pendaftar penyandang beragam jenis disabilitas. Untuk itu, Joni menyatakan organisasinya dan sejumlah komunitas difabel lain siap mengirim somasi ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pemberlakuan persyaratan diskriminatif itu harus segera dihapus. “Kami mendesak harus segera ada pendidikan inklusif di kampus-kampus,” katanya.
Ada sejumlah syarat yang dinilai diskriminatif pada snmptn.ac.id. Di antaranya, pendaftar SNMPTN tidak tuna netra, tuna rungu, tuna wicara, dan tuna daksa. Pendaftar juga tidak buta warna keseluruhan ataupun sebagian. Lalu ketentuan khusus, seperti tinggi badan disesuaikan dengan karakter jurusan, misalnya pada program studi olah raga.
Ketua Unit Kegiatan Mahasiswa Peduli Difabel Universitas Gadjah Mada, Mukhanif Yasin Yusuf, menyatakan sudah melayangkan protes ke UGM. “Banyak syarat tidak masuk akal,” ujarnya.
Diskriminasi juga ada di Universitas Negeri Yogyakarta. Pada situs kampus ini disebutkan 17 jurusan kategori IPA tidak menerima pendaftar penyandang enam jenis disabilitas. Sedangkan dari 36 jurusan kategori IPS, hanya empat jurusan yang tak mencantumkan syarat anti-disabilitas.
Namun Rektor UNY, Rokhmat Wahab, menyatakan data pada situs web itu salah. “Panitia pusat SNMPTN salah mengunggah data,” kata Rokhmat. Dia menegaskan, banyak program studi di UNY yang terbuka bagi mahasiswa penyandang beragam jenis disabilitas. “Hanya jurusan tertentu saja di UNY yang memberikan syarat tidak difabel.”
Persyaratan di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta agak longgar. Sepuluh jurusan kategori IPA hanya mengajukan syarat tak tuna netra dan buta warna keseluruhan. Sedangkan dari 28 jurusan kategori IPS, hanyadua program studi, yakni Sastra Arab dan Psikologi, yang tak menerima tuna netra dan buta warna keseluruhan.
Pendaftaran SNMPTN 2014 sudah berjalan sejak 17 Februari lalu. Ironisnya, jalur SNMPTN di banyak kampus negeri menyediakan kuota rata-rata 50 persen dari keseluruhan jatah kursi bagi calon mahasiswa baru.
Sumber: http://www.tempo.co/read/news/2014/03/11/079561397/Kaum-Difabel-Protes-Syarat-Masuk-PTN