Kamis, Juni 19, 2025
  • Login
SUBSCRIBE
SEJUK
No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
No Result
View All Result
SEJUK
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Kompas TV Keliru Meliput Razia Warteg

by Redaksi
12/06/2016
in Uncategorized
Reading Time: 2min read
Kompas TV Keliru Meliput Razia Warteg
Share on FacebookShare on Twitter

Razia Rio T

Oleh: Rio Tuasikal

Video liputan ini di linimasa Facebook, hingga Sabtu (11/6/2016) malam, sudah ditonton 2,3 juta kali dan panen kecaman. Dalam video itu nampak petugas Satpol PP Serang, Banten, merazia sebuah warung nasi yang buka di siang hari. Terlihat ibu pemilik warung memohon kepada petugas untuk tidak menyita makanannya – meski pada akhirnya petugas mengabaikannya dan ibu itu meninggalkan warung sambil menangis.

Video 1 menit 42 detik itu mungkin hanya selintas, namun ia menunjukkan gambaran besar mengenai perspektif keliru yang digunakan jurnalis tersebut. Saya mencatat beberapa kalimat dalam naskah yang mencerminkan cara pandangnya.

“Warung ini diketahui nekat melayani konsumen pada siang hari saat bulan suci Ramadhan.“

“Demi terwujudnya toleransi dan saling menghormati antar umat beragama, semua warung makan dilarang beroperasi saat siang hari.”

Teks di CG bawah layar: “Imbauan bersama demi toleransi saat Ramadhan”

Kalimat-kalimat di atas menggambarkan poin-poin yang penting diperhatikan. Pertama, jurnalis itu (yang mungkin juga seorang muslim yang sedang berpuasa) gagal melepas jaket agamanya ketika meliput, menulis, atau mengedit, sehingga hasil liputannya sangat bias. Liputan ini bisa digunakan kelompok intoleran untuk membenarkan aksi main hakim sendiri: razia warung makan.

Kedua, jurnalis gagal kritis terhadap penguasa dan akhirnya menulis berita yang birokrat-sentris. Hal ini terlihat dari kalimat “imbauan” yang ditulis mentah-mentah. Akibatnya, berita itu hanya jadi amplifier bagi kehendak penguasa. Toleransi dan menghormati itu seharusnya alami, tidak dipaksakan.

Ketiga, berita ini menunjukkan betapa dangkalnya pemahaman jurnalis tentang posisi negara terhadap agama – yang seharusnya terpisah dan saling menyeimbangkan. Negara tidak boleh ikut campur dalam perdebatan tafsir agama di kalangan masyarakat, dan media harus menjadi wasit yang menjaga proses itu. Namun liputan ini malah seolah membenarkan aksi agama yang menunggangi negara dan sebaliknya.

Perspektif pemberitaan di atas, baik disengaja atau karena keteledoran, bersifat kontraproduktif bagi pengembangan demokrasi di negara yang masyarakatnya relijius. Hal ini juga menunjukkan kegagalan jurnalis menjalankan fungsinya sebagai watchdog dalam negara hukum.

Kekeliruan ini bisa saja dilakukan oleh reporter di lapangan, maupun editor atau produser. Terbebas dari siapapun yang membentuk naskah itu, berita ini tetap tidak kontributif. Ini adalah pengingat penting bagi media – tak hanya Kompas TV namun juga media-media lain – agar lebih arif dalam meliput isu agama.

Penulis adalah jurnalis KBR – Portal KBR

Tags: #ToleransiAgama
Previous Post

DIVERSITY AWARD 2016

Next Post

Cara Komunitas Yahudi Indonesia Rajut Toleransi

Redaksi

Redaksi

Journalists Association for Diversity (SEJUK) is an organization formed by journalists, activists, and writers to encourage the creation of society, with the support of the mass media, to respects, protects, and maintains diversity as part of the defense of human rights. SEJUK actively promotes perspectives of pluralism, human rights, gender, and diversity of sexuality to revive peaceful journalism. The aim is to spread issues of diversity in religion/belief, ethnicity, gender, and sexual orientation as well as other minority groups.

Related Posts

Ngober: Ngonten Keberagaman

Ngober: Ngonten Keberagaman

28/11/2024
Transgender

DOSA DAN NERAKA BUKAN URUSAN NEGARA: TRANSGENDER ISA ZEGA UMRAH BERJILBAB TIDAK BISA DIPENJARA

26/11/2024
God is Miraculous in Creating LGBT People

Pernyataan Sikap KOMPAKS: Menyikapi Pernyataan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) Bahwa LGBTQ adalah Ancaman Negara

21/11/2024
Gadis Kretek

Review Gadis Kretek: Kisah Cinta Dasiyah Memang Menyedihkan, Namun Peristiwa 1965 yang Menghancurkan Hidupnya

13/11/2023
Next Post
Cara Komunitas Yahudi Indonesia Rajut Toleransi

Cara Komunitas Yahudi Indonesia Rajut Toleransi

Please login to join discussion

Terpopuler

  • “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Review Gadis Kretek: Kisah Cinta Dasiyah Memang Menyedihkan, Namun Peristiwa 1965 yang Menghancurkan Hidupnya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Gereja Pertama di Indonesia yang Menerima LGBT dengan Terbuka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dewi Kanti Rela Tak Punya Akta Nikah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gereja Ortodoks Rusia di Indonesia: Menjumpa dan Menyapa yang Berbeda dengan Cinta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tentang Kami

Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) didirikan tahun 2008 oleh para jurnalis dari berbagai media mainstream, aktivis hak asasi manusia (HAM), dialog antar-iman dan penulis.

Hubungi Kami

Kontak

Karir

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • TikTok
  • YouTube

Community Guidelines

Kontributor

Pedoman Media Siber

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In