Rabu, Juli 2, 2025
  • Login
SUBSCRIBE
SEJUK
No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
No Result
View All Result
SEJUK
No Result
View All Result
Home Siaran Pers

HRWG: Tangkap Pelaku dan Provokator Peristiwa Tanjung Balai!

by Redaksi
30/07/2016
in Siaran Pers
Reading Time: 2min read
Implikasi Ujaran Kebencian Pejabat Publik pada LGBT

Source: http://bilgrimage.blogspot.co.id/2013/08/thats-what-hate-speech-is-spreading.html

Share on FacebookShare on Twitter
Source: http://bilgrimage.blogspot.co.id/2013/08/thats-what-hate-speech-is-spreading.html
Source: http://bilgrimage.blogspot.co.id/2013/08/thats-what-hate-speech-is-spreading.html

Pernyataan Sikap HRWG

 

Jakarta, 30 Juli 2016 | Menyikapi rangkaian kekerasan yang terjadi di Tanjung Balai tadi malam, Human Rights Working Group (HRWG) mengecam keras segala tindakan intoleransi dan kekerasan akibat ketidakmampuan negara dalam mengatasi perselisihan di tengah masyarakat. Apapun yang menjadi sebab kejadian ini, negara – dalam hal ini pemerintah daerah dan jajarannya – memiliki kewajiban untuk memastikan kerukunan dan kedamaian kehidupan umat beragama. Segala macam bentuk kekerasan dan intoleransi tidak dapat dibiarkan dan pelakunya harus diproses secara hukum.

Menurut Direktur Eksekutif HRWG Muhammad Hafiz, negara harusnya lebih aktif dalam mendialogkan setiap permasalahan yang ada. “Adanya ketegangan di antara masyarakat itu suatu hal yang niscaya. Tidak ada yang bisa menghindar. Namun, ketegangan itu harus dicairkan oleh pemerintah melalui forum dialog di antara para pihak,” demikian ditegaskan Hafiz.

Hafiz juga memberi penekanan bahwa pembakaran dan pengrusakan rumah ibadah di Tanjung Balai menjadi simbol lemahnya aparat setempat dalam memfasilitasi kehidupan keagamaan. “Bila masalahnya pada pengeras suara, kita sudah memiliki aturan terkait hal ini, bahkan sudah sejak lama, yaitu Instruksi Dirjen Bimas Islam Nomor Kep/D/101/1978. Belum lama ini, Wapres Jusuf Kalla juga mengingatkan terkait hal ini. Jadi problemnya, aparat di tingkat bawah tidak cukup mampu mengelola keragaman yang ada,” demikian tambahnya.

Menurut HRWG, seharusnya ketika terjadi gesekan kecil di masyarakat terkait pengeras suara rumah ibadah, aparat paling bawah harus langsung bertindak untuk mempertemukan warga yang berselisih. Jangan sampai ketegangan justru menjadi kekerasan fisik. Keseimbangan di antara pemeluk agama harus menjadi acuan, jangan sampai hak orang untuk beribadah terlanggar, tapi di sisi yang lain tetap harus menjaga kenyamanan kehidupan bermasyarakat.

“Setidaknya, keseimbangan itu yang diharapkan oleh Instruksi Bimas Islam tahun 1978 itu dan sayangnya hal itu sama sekali tidak diperhatikan oleh aparat, sehingga ada segelintir orang yang memanfaatkan situasi untuk memprovokasi masyarakat,” imbuh Hafiz. “Nah, kalau sudah begini, pemerintah harus tegas. Kita bukan bangsa barbar. Para provokator dan pelaku harus dibawa ke jalur hukum. Entah kemudian jalan keluarnya adalah dialog atau ke jalur pidana, yang pasti negara harus menjamin keamanan setiap orang dan toleransi antarumat beragama”, demikian ia mengatakan.

Dengan ini, HRWG mendesak aparat hukum untuk bertindak tegas terhadap pelaku dan provokator, mencegah terjadinya kekerasan baru, baik di sekitar lokasi atau daerah lain. Lebih dari itu, pemerintah harus menegaskan kembali peraturan yang selama ini telah ada, namun tak diindahkan oleh pemangku kewajiban, terutama di level akar rumput agar peristiwa semacam ini tidak terjadi lagi.

“Indonesia ini bangsa yang majemuk, bhinneka. Jadi, kalau negara tidak pandai mengelola keragaman yang ada, kita akan hancur dengan perseteruan dan kekerasan. Negara yang harus fasilitasi ketegangan itu,” pungkasnya.

 

Direktur Eksekutif HRWG Muhammad Hafiz (081282958035)

Tags: #Toleransi#vihara #klenteng #rumahibadah #tanjungbalaiHeadline
Previous Post

Selamatkan Merri Utami dan Buruh Migran dari Hukuman Mati

Next Post

Undangan Workshop Jurnalis Kampus Meliput Keberagaman di Salatiga

Redaksi

Redaksi

Journalists Association for Diversity (SEJUK) is an organization formed by journalists, activists, and writers to encourage the creation of society, with the support of the mass media, to respects, protects, and maintains diversity as part of the defense of human rights. SEJUK actively promotes perspectives of pluralism, human rights, gender, and diversity of sexuality to revive peaceful journalism. The aim is to spread issues of diversity in religion/belief, ethnicity, gender, and sexual orientation as well as other minority groups.

Related Posts

Ahmadiyah

Global Peace Foundation Indonesia Gelar Peace! Project: Membangun Harmoni dalam Keberagaman

21/05/2025
Jelang 17 Agustus Ahmadiyah Dilarang Gelar Bazar Kemerdekaan, YLBHI: Ini Pelanggaran Konstitusi RI

Jelang 17 Agustus Ahmadiyah Dilarang Gelar Bazar Kemerdekaan, YLBHI: Ini Pelanggaran Konstitusi RI

10/08/2024
Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Muslim Indonesia Terhadap Lingkungan serta Perubahan iklim

Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Muslim Indonesia Terhadap Lingkungan serta Perubahan iklim

24/07/2024
Dijegal Menjadi Kepala Daerah, Elemen Gerakan Perempuan Aceh Menegaskan: Partisipasi Perempuan dalam Pilkada adalah Hak Konstitusional

Dijegal Menjadi Kepala Daerah, Elemen Gerakan Perempuan Aceh Menegaskan: Partisipasi Perempuan dalam Pilkada adalah Hak Konstitusional

23/07/2024
Next Post
Undangan Workshop Jurnalis Kampus Meliput Keberagaman di Salatiga

Undangan Workshop Jurnalis Kampus Meliput Keberagaman di Salatiga

Please login to join discussion

Terpopuler

  • “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Gereja Pertama di Indonesia yang Menerima LGBT dengan Terbuka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gereja Ortodoks Rusia di Indonesia: Menjumpa dan Menyapa yang Berbeda dengan Cinta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Elisheva Wiriaatmadja, Contoh Penganut Judaisme yang Terbuka di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dewi Kanti Rela Tak Punya Akta Nikah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tentang Kami

Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) didirikan tahun 2008 oleh para jurnalis dari berbagai media mainstream, aktivis hak asasi manusia (HAM), dialog antar-iman dan penulis.

Hubungi Kami

Kontak

Karir

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • TikTok
  • YouTube

Community Guidelines

Kontributor

Pedoman Media Siber

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In