Diversity Award 2016 adalah penghargaan karya jurnalistik tentang toleransi beragama. Program ini merupakan inisiatif Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) untuk memberikan apresiasi atas kerja-kerja jurnalistik yang mengimani bahwa keberagaman mesti dihargai dan dirayakan.
Bagaimanapun, intoleransi dan kekerasan atas nama agama masih menjadi tantangan panjang demokrasi bangsa ini. Agresivitas kelompok-kelompok intoleran di masyarakat dan maraknya aturan atau kebijakan pemerintah yang diskriminatif menjadi penyebab terus terlanggarnya hak dan kebebasan warga negara. Sehingga, sebagai pilar demokrasi keempat, kesetiaan pada kepentingan masyarakat untuk mengedukasi dan mempromosikan kebebasan beragama dan berkeyakinan menjadi pertaruhan media massa supaya kewarasan publik tetap terjaga.
Kerja-kerja jurnalisme yang diikhtiarkan merawat keberagaman dan memberikan pemihakan kepada kelompok korban diskriminasi dan kekerasan atas nama agama dan keyakinan menjadi kemestian untuk menurunkan kasus pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan di Indonesia yang dari waktu ke waktu makin meningkat, sebagaimana dilansir dalam laporan tahunan The Wahid Institute dan Setara Institute. Media dan para jurnalis diharapkan menjadi aktor perubahan, mengingat pengaruhnya yang besar, agar demokrasi bangsa ini tidak memburuk.
Karena itu pula, penting bagi media atau jurnalis untuk teguh mengamalkan peran watch dog agar negara dan aparaturnya bertanggung jawab menghormati, melindungi dan memenuhi hak-hak dan kebebasan dasar warga untuk beragama, berkeyakinan, beribadah, berpendapat dan bereskpresi sesuai iman dan hati nurani, dengan keragamannya masing-masing.
Menimbang tantangan yang tidak mudah bagi media atau jurnalis bersuara lantang dengan peran-peran di atas tanpa menabrak prinsip-prinsip jurnalistik, Program Diversity Award SEJUK menjadi ikhtiar bersama-sama dengan media dan jurnalis agar konsisten lantang menggemakan semangat keberagaman dalam pemberitaan.
Diversity Award 2016 ditujukan kepada karya-karya jurnalistik yang kuat dan mendalam menyuarakan isu toleransi beragama dengan membela pihak-pihak yang dipinggirkan maupun menggemakan harmoni kehidupan beragama dan berkeyakinan. Program ini menyeleksi karya-karya jurnalistik yang dipublikasikan sepanjang Mei 2015–Juli 2016 yang tidak sekadar memberitakan fakta, tetapi menunjukkan komitmen kepada semangat keberagaman dengan menyuarakan secara tegas penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak warga negara dalam beragama dan mengekspresikan keyakinannya sesuai tuntunan Konstitusi dan Hak Asasi Manusia (HAM).
Berlaku sebagai juri: Ahmad Junaidi (editor The Jakarta Post), Alissa Wahid (aktivis sosial keagamaan), Andy Budiman (pendiri SEJUK), Erik Prasetya (fotografer senior), dan Suwarjono (Ketua Umum AJI Indonesia)
Total hadiah Rp. 50.000.000. Hadiah sedianya diberikan kepada lima kategori media: cetak, online, radio, televisi, dan fotografi jurnalistik. Karena tim juri tidak menemukan tayangan berita TV yang memenuhi kriteria Diversity Award, hadiah hanya diberikan kepada empat kategori lainnya (cetak, online, radio, dan fotografi jurnalistik), di antaranya:
Kategori Media Cetak: Furqon Ulya Himawan dari Media Indonesia
Karya: Toleransi memudar di kota pelajar
Kategori Media Online: Heyder Affan dari BBC Indonesia
Karya: Wahabi dan Islam moderat di Indonesia
Kategori Fototografi Jurnalistik: Jessica Helena Wuysang, dari LKBN Antara
Karya: Pengusiran warga eks-Gafatar
Kategori Media Radio: Margi Ernawati, dari Radio Elshinta Semarang
Karya: Al-Kautsar bukanlah pemicu gusar
FELLOWSHIP LIPUTAN KEBERAGAMAN 2016
Sejalan dengan tujuan Diversity Award, program Fellowship Liputan Keberagaman 2016 juga dimaksudkan untuk menghidupkan jurnalisme keberagaman agar terus berkembang luas. Program ini merupakan bantuan terbatas kepada jurnalis di Indonesia untuk melakukan liputan isu keberagaman dengan bersetia pada Konstitusi dan HAM.
Fellowship Liputan Keberagaman 2016 mendorong jurnalis dan media massa cetak, online, radio, dan televisi lebih memberi perhatian terhadap isu keberagaman agama dan kepercayaan, etnis serta gender dan seksualitas dengan menggunakan kaca mata pluralisme dan HAM.
Total dana fellowship yang seharusnya diberikan: Rp. 68.000.000,- (Enam Puluh Delapan Juta Rupiah), dengan rincian sebagai berikut: dua pemenang kategori TV masing-masing Rp. 13.000.000; dua cetak masing-masing Rp. 7.000.000; dua online masing-masing Rp. 7.000.000; dan dua dari radio Rp. 7.000.000.
Sedangkan tema proposal liputan yang ditawarkan: keberagaman agama dan kepercayaan; etnis; serta keberagaman gender dan seksualitas. Program bantuan liputan ini sedianya diberikan kepada delapan pemenang yang diseleksi masing-masing dua jurnalis dari kategori media massa cetak, online, radio, dan televisi.
Dewan Juri Fellowship: Ahmad Junaidi (editor The Jakarta Post), Andy Budiman (pendiri SEJUK), Ging Ginanjar (BBC Indonesia), Monique Rijkers (Jawa Pos TV). Dari seleksi yang dilakukan dewan juri berdasarkan proposal-proposal yang masuk tidak semua memenuhi kategori media masing-masing.
Berikut peraih Fellowship Liputan Keberagaman 2016:
- Evangeline Lita Aruperes: The Jakarta Post contributor Sulawesi Utara (cetak), 2. Rahmi Amin: Harian Radar Makassar (cetak), 3. Kresna: tirto.id (online), 4. Reni Susanti: Kompas.com (online), 5. Irwan Amrizal: Madinaonline.id (online), 6. Febriana Firdaus (online), 7. Ardhi Rosyadi: Elshinta Semarang (radio), dan 8. Rio Rizalino: Jawa Pos TV (televisi)
SEJUK meminta maaf kepada pihak Kantor Berita Radio-KBR atas kesalahan teknis dalam pengumuman peraih Fellowship di malam Diversity Award, di mana tertulis di tayangan dan diucapkan oleh pembawa acara bahwa pada kategori online Febriana Firdaus adalah jurnalis KBR. Yang benar adalah Febriana Firdaus saja, karena dia sekarang freelancer. Sekali lagi, kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini.