Rabu, Juli 2, 2025
  • Login
SUBSCRIBE
SEJUK
No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
No Result
View All Result
SEJUK
No Result
View All Result
Home Agama

BERJUANG DEMI ISLAM ATAU KEPENTINGAN DUNIAWI?

by Thowik SEJUK
16/01/2019
in Agama
Reading Time: 2min read
BERJUANG DEMI ISLAM ATAU KEPENTINGAN DUNIAWI?
Share on FacebookShare on Twitter

Ketika masjid-masjid di India dilarang, diserang dan dirusak, apa yang dilakukan umat Islam di India?

Salah satu alasan mengapa orang-orang India masuk Islam karena agama yang dibawa Nabi Muhammad ini egaliter. Sementara Hindu mempercayai kasta, Islam tidak menganut sistem kelas ini. Tentu, Islam sangat menarik buat orang-orang yang berkasta rendah atau masyarakat India yang tak berkasta: Dalit.

Namun, sebagai minoritas tidak mudah bagi Muslim di India mendapatkan hak dan kebebasannya untuk beribadah dan mendirikan rumah ibadah. Mengapa pemeluk agama mayoritas sangat curiga dan takut kepada agama lain kemudian bersikap dan bertindak congkak, maunya menang sendiri (intoleran dan diskriminatif)?

Seperti umat Islam yang mayoritas di Indonesia dan kerap mempersoalkan atau mencari-cari kesalahan umat agama lain beserta keberadaan rumah ibadahnya, begitupun dengan mayoritas pemeluk Hindu di India yang tidak rela di lingkungannya dibangun masjid. Apakah ini alamiah atau mental yang sakit?

Jika selalu curiga dan memusuhi agama yang berbeda adalah manusia sakit, maka lebih parah lagi mental muslim-muslim di India dan para mualaf yang sudah meninggalkan Hindu namun tetap mempertahankan kastanya.

Setidaknya, dalam masyarakat Islam India terbentuk kasta: ashraf (kelas teratas); ajlaf (menengah); dan arzal (kasta terbawah dan dalit). Sekitar 85% dari seluruh umat Islam di India adalah masyarakat kasta terendah dan tak berkasta (dalit). Namun begitu, secara politik Islam kasta teratas yang mendominasi.

Ketika salah satu masjid dipersoalkan dan dirusak di suatu wilayah yang masyarakatnya berkelas rendah dan para dalit, jangan berharap muslim-muslim lain di sekitarnya bersolidaritas atas penindasan hak beragama yang menimpa sesama umat Islam ini.

Barangkali, alasan manusia bersolidaritas dan bergerak lebih karena terseret sentimennya, yang sama-sama satu ikatan identitas sekaligus kepentingan (politik). Sesama Islam belum tentu bersolidaritas, jika tidak merasa bagian dari kelasnya, bukan dari kastanya yang lebih terhormat.

Banyak orang beragama lupa bahwa yang diajarkan dalam kitab suci adalah berbuat adil dan beramal saleh (kebajikan) kepada manusia, ya, manusia, bukan karena baju yang melekat pada mereka (agama, etnis dan kelasnya). Maka, Islam pun mengajarkan untuk menghormati umat agama lain yang beribadah, tidak boleh mengganggu penganut Nasrani dan Yahudi yang beribadah dan melarang menyerang rumah ibadah.

Pasmanda ‘Muslim’ Movement kemudian menjadi gerakan dan pengarusutamaan yang memperjuangkan kesetaraan, keadilan dan demokrasi di kalangan Islam di India. Namun, seperti umat Islam Indonesia yang dari tahun ke tahun semakin intoleran, begitupun masyarakat Hindu di India. Bahkan, fundamentalisme Hindu ikut menaikkan Perdana Menteri India periode 2014-2019.

Sehingga tidaklah mengherankan jika menjelang pemilu tahun ini di India dan Indonesia, politisasi agama kian meruncing. Partainya incumbent, Bharatiya Janata Party (BJP) yang aspirasinya Hindu nasionalis penyokong Perdana Menteri Narendra Modi, kerap melakukan kampanye bernuansa agama. Begitupun Modi yang tidak sedikit menerbitkan kebijakan yang hanya “menyenangkan” umat Hindu dan mendiskriminasi aspirasi dan hak-hak umat Islam.

Jadi, haruskah sama-sama buta membela agama dan kepentingan kelompoknya atau mengikuti ketentuan agama: menyegerakan kebaikan, kesetaraan hak manusia sebagai sesama warga negara?

 

**Keterangan foto: Peserta Muslim dan Hindu dari India berpose di Kuil Chennakesava, Belur, beberapa juga dari Indonesia yang mengikuti International Summer School: Pluralism and Develpoment, Bangalore, India (15/7 – 9/8 2013)

Tags: #BharatiyaJanataParty#BJP#Dalit#Hindu#India#Kasta#NarendraModi#Pasmanda
Previous Post

Menggereja bersama LGBT

Next Post

Ihwal LGBT, TEMPO Melawan Diskriminasi

Thowik SEJUK

Thowik SEJUK

Related Posts

Ahmadiyah

Global Peace Foundation Indonesia Gelar Peace! Project: Membangun Harmoni dalam Keberagaman

21/05/2025
Diskriminasi Beragama Kian Mencemaskan, Elemen Masyarakat Sipil Menggelar Konsolidasi Kebebasan Beragama di Provinsi Riau

Diskriminasi Beragama Kian Mencemaskan, Elemen Masyarakat Sipil Menggelar Konsolidasi Kebebasan Beragama di Provinsi Riau

17/11/2024
Masyarakat Adat, Pemimpin Agama, Akademisi, dan Media Bersama Atasi Perubahan Iklim

Masyarakat Adat, Pemimpin Agama, Akademisi, dan Media Bersama Atasi Perubahan Iklim

24/10/2024
Ilustrasi Istimewa

Raja Najasyi: Pemimpin tanpa Hegemoni

09/10/2024
Next Post
Ihwal LGBT, TEMPO Melawan Diskriminasi

Ihwal LGBT, TEMPO Melawan Diskriminasi

Please login to join discussion

Terpopuler

  • “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Gereja Pertama di Indonesia yang Menerima LGBT dengan Terbuka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gereja Ortodoks Rusia di Indonesia: Menjumpa dan Menyapa yang Berbeda dengan Cinta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 7 Alasan Mengapa LGBT Diterima Gereja Ini

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Elisheva Wiriaatmadja, Contoh Penganut Judaisme yang Terbuka di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tentang Kami

Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) didirikan tahun 2008 oleh para jurnalis dari berbagai media mainstream, aktivis hak asasi manusia (HAM), dialog antar-iman dan penulis.

Hubungi Kami

Kontak

Karir

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • TikTok
  • YouTube

Community Guidelines

Kontributor

Pedoman Media Siber

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In