Rabu, Juli 2, 2025
  • Login
SUBSCRIBE
SEJUK
No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
No Result
View All Result
SEJUK
No Result
View All Result
Home Agenda

Belajar Menghormati dari LGBT

by Lydia SEJUK
08/04/2019
in Agenda
Reading Time: 1min read
Belajar Menghormati dari LGBT
Share on FacebookShare on Twitter

(Kevin Halim dalam Sesi Testimoni 20/03/2019)

“Sejak 2016 penindasan terhadap kelompok minoritas seksual semakin meningkat, terutama Lesbian, Gay, dan Biseksual (LGB). Sementara penindasan terhadap Transgender sudah dimulai sejak tahun 1990-an,” ujar Kevin Halim, dari Gaya Warna Lentera Indonesia (GWL-Ina) yang menjadi pembicara dalam lokakarya SEJUK The Nexus Between Freedom of Religion or Belief and Freedom of Expression in Southeast Asia yang diadakan di Bali, 18-20 Maret 2019.

Penindasan terhadap kelompok minoritas utamanya kepada kelompok minoritas gender dan seksual (LGBT) di Indonesia bukanlah pepesan kosong belaka. Mereka hingga detik ini masih belum sepenuhnya mendapatkan hak-hak dasarnya. Berbagai praktek diskriminasi, eksklusi, subordinasi, hingga kekerasan yang dilakukan oleh masyarakat mayoritas merupakan fakta yang tidak bisa disangkal.

Kehadiran kelompok LGBT di masyarakat yang pada awalnya relatif bisa diterima, kemudian berangsur berubah menjadi sebaliknya. Survei Wahid Foundation per Maret-April 2016 menyuguhkan hampir 60% muslim dewasa Indonesia mengaku benci terhadap kelompok yang memiliki empat ciri; non-muslim, Tionghoa, Komunisme, dan LGBT.

Gender ekspresi menjadi masalah hingga saat ini. menurut Kevin, ekspresi adalah sesuatu yang paling subtle dan seharusnya tidak boleh diintervensi oleh siapapun.

“Pada tahun 2018 kami mendokumentasikan banyak kasus persekusi yang menimpa LGBT. mulai dari diberi nasehat supaya kembali ke jalan yang benar hingga terakhir kasus pengeroyokan transgender ketika Maulid Nabi,” papar Kevin.

Kevin Halim mengatakan bahwa transgender harus melakukan banyak kebaikan dulu jika ingin diterima oleh masyarakat. Contohnya Dorce Gamalama, seorang transgender yang menjadi publik figur dan bisa diterima karena kebaikan yang kerap ia lakukan dalam aksi-aksi sosial di masyarakat.

“Pada 2013 angka pengidap HIV trans yang lebih besar adalah transpuan. Penyebabnya adalah meningkatnya stigma dan diskriminasi terhadap transpuan sehingga akses kesehatan menjadi sulit,” pungkas Kevin. []

Tags: #Equality#Journalism#LGBT#Transgender#WorkshopRegionalRegional WorkshopSoutheast Asia
Previous Post

Jurnalis, Akademisi dan Ahli HAM Asia Tenggara Berkumpul untuk Hentikan Pelanggaran HAM di Kawasan

Next Post

HRWG Kecam Putusan MA yang Menolak Kasasi Meliana

Lydia SEJUK

Lydia SEJUK

Related Posts

Penulisan Ulang Sejarah oleh Penguasa: Membungkam Perempuan yang Kritis

Penulisan Ulang Sejarah oleh Penguasa: Membungkam Perempuan yang Kritis

30/05/2025
Hari Kebangkitan Bangsa: Kebangkitan Orang Muda untuk Melawan Segala Bentuk Kekerasan 

Hari Kebangkitan Bangsa: Kebangkitan Orang Muda untuk Melawan Segala Bentuk Kekerasan 

24/05/2025
pelatihan komunitas Pekanbaru Riau Sumbar

‘No Viral, No Justice’ Tak Selalu Adil bagi Komunitas Rentan

21/01/2025
Komunitas Kreatif Dukung Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan

Komunitas Kreatif Dukung Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan

19/11/2024
Next Post
Peserta Workshop Pers Mahasiswa Makassar: Jurnalisme Keberagaman di Tahun Politik

HRWG Kecam Putusan MA yang Menolak Kasasi Meliana

Please login to join discussion

Terpopuler

  • “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Gereja Pertama di Indonesia yang Menerima LGBT dengan Terbuka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gereja Ortodoks Rusia di Indonesia: Menjumpa dan Menyapa yang Berbeda dengan Cinta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 7 Alasan Mengapa LGBT Diterima Gereja Ini

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Elisheva Wiriaatmadja, Contoh Penganut Judaisme yang Terbuka di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tentang Kami

Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) didirikan tahun 2008 oleh para jurnalis dari berbagai media mainstream, aktivis hak asasi manusia (HAM), dialog antar-iman dan penulis.

Hubungi Kami

Kontak

Karir

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • TikTok
  • YouTube

Community Guidelines

Kontributor

Pedoman Media Siber

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In