Kamis, Juli 3, 2025
  • Login
SUBSCRIBE
SEJUK
No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
No Result
View All Result
SEJUK
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Warga Yogya Kecam Perusakan Makam Cucu HB VI

by Redaksi
19/09/2013
in Uncategorized
Reading Time: 2min read
Warga Yogya Kecam Perusakan Makam Cucu HB VI
Share on FacebookShare on Twitter

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Ratusan warga bersama beberapa elemen organisasi di Yogyakarta, hari ini, Rabu (18/9/2013) menggelar aksi di depan makam Kiai Ageng Prawiropurbo di Jalan Kusumanegara tepatnya Desa Tahunan, Kecamatan Umbulharjo.

Aksi yang dimulai sekitar pukul 14.00 WIB ini dilakukan sebagai bentuk kecaman terhadap sekelompok orang yang telah merusak beberapa barang dan cungkup di dalam kompleks makam cucu Sri Sultan Hamengkubuwono VI ini.

Beberapa elemen yang ikut dalam aksi antara lain Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Sekber Keistimewaan, Paguyuban Kawulo Ngayogyokarto Hadiningrat, Banser, GP Ansor, Jemaah Pesantren DIY, dan komunitas pondok pesantren DIY.

Ketua GP Ansor Kota Yogyakarta Ambar Anto mengatakan, perusakan makam pada Senin malam yang dilakukan oleh puluhan orang bercadar merupakan tindakan melawan hukum dan mencederai rasa sosial warga Yogyakarta.

“Dalam pemahaman umum, keberadaan sebuah makam leluhur, apalagi yang sewaktu hidup memiliki kedudukan sosial yang tinggi, tentunya akan dihormati. Tidak hanya ahli waris, namun juga masyarakat luas yang memiliki ikatan emosional,” katanya.

Ia menjelaskan, ziarah kubur, tirakat, ngalap berkah, atau apa pun istilahnya memang bukan ajaran atau perintah agama. Kegiatan semacam itu adalah tradisi masyarakat Jawa yang sudah ada selama berabad-abad.

“Budaya itu sudah ada sejak zaman Hindu, Buddha, Majapahit, era Mataram, hingga saat ini,” tegasnya.

Menurutnya, setiap orang yang datang ke Yogya tidak perlu menjadi orang Jawa, tetapi mereka tetap harus mempunyai sikap menghargai dan menghormati tradisi budaya yang ada.

“Silakan pergi dari Yogya, jika tidak bisa menghargai budayanya dan menjaga pluralisme yang ada,” tandasnya.

Sementara itu, ketua Paguyuban Kawulo Ngayogyokarto Hadiningrat, Agung Hariatmoko, menegaskan bahwa makam leluhur seperti Pasarean Karang Kabolotan sangat dihormati oleh masyarakat Yogyakarta. Apalagi Kiai Ageng Prawiropurbo adalah sosok yang sangat melegenda di masyarakat. Tindakan merusak yang terjadi kemarin sudah menyakiti hati masyarakat Yogya.

“Kami berharap polisi segera menemukan pelakunya dan memproses secara hukum,” tandas Agung.

Seperti diberitakan sebelumnya, makam Kiai Ageng Prawiropurbo yang merupakan cucu Sri Sultan Hamungkubuwono VI di Jalan Kusumanegara tepatnya Desa Tahunan, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Senin (16/9/2013) sekitar pukul 22.30 WIB, dirusak oleh sekelompok orang. Meski tak mengalami kerusakan parah, tetapi barang-barang di dalam makam yang dibangun sejak 1933 pecah dirusak pelaku. Selain itu, beberapa cungkup (kepala nisan) juga terlihat jatuh tergeletak di lantai.

sumber:

http://regional.kompas.com/read/2013/09/18/1732098/Warga.Yogya.Kecam.Perusakan.Makam.Cucu.HB.VI

featured image by Agusyr:

http://www.kratonpedia.com/article-detail/2011/6/7/62/Makam.Leluhur.Dinasti.Mataram.Islam.dan.Masjid.Besar.di.Kotagede.html

Tags: Headline
Previous Post

Ayo, Jangan Diam Hadapi Intoleransi!

Next Post

Pemerintah Diminta Segera Selamatkan Wilfrida Soik

Redaksi

Redaksi

Journalists Association for Diversity (SEJUK) is an organization formed by journalists, activists, and writers to encourage the creation of society, with the support of the mass media, to respects, protects, and maintains diversity as part of the defense of human rights. SEJUK actively promotes perspectives of pluralism, human rights, gender, and diversity of sexuality to revive peaceful journalism. The aim is to spread issues of diversity in religion/belief, ethnicity, gender, and sexual orientation as well as other minority groups.

Related Posts

Ngober: Ngonten Keberagaman

Ngober: Ngonten Keberagaman

28/11/2024
Transgender

DOSA DAN NERAKA BUKAN URUSAN NEGARA: TRANSGENDER ISA ZEGA UMRAH BERJILBAB TIDAK BISA DIPENJARA

26/11/2024
God is Miraculous in Creating LGBT People

Pernyataan Sikap KOMPAKS: Menyikapi Pernyataan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) Bahwa LGBTQ adalah Ancaman Negara

21/11/2024
Gadis Kretek

Review Gadis Kretek: Kisah Cinta Dasiyah Memang Menyedihkan, Namun Peristiwa 1965 yang Menghancurkan Hidupnya

13/11/2023
Next Post
Indonesia Dinilai Gagal Lindungi Perempuan

Pemerintah Diminta Segera Selamatkan Wilfrida Soik

Please login to join discussion

Terpopuler

  • “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hotspace Privat Event Jakarta, Bukan Tindak Pidana!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Gereja Pertama di Indonesia yang Menerima LGBT dengan Terbuka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 7 Alasan Mengapa LGBT Diterima Gereja Ini

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tersingkir dari Keluarga, Tempat Kerja, hingga Pemakamannya: Nasib Transpuan di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tentang Kami

Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) didirikan tahun 2008 oleh para jurnalis dari berbagai media mainstream, aktivis hak asasi manusia (HAM), dialog antar-iman dan penulis.

Hubungi Kami

Kontak

Karir

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • TikTok
  • YouTube

Community Guidelines

Kontributor

Pedoman Media Siber

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In