Kamis, Juli 3, 2025
  • Login
SUBSCRIBE
SEJUK
No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
No Result
View All Result
SEJUK
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Dakwah Ramadlan di Australia: Islam Nusantara

by Redaksi
03/07/2015
in Uncategorized
Reading Time: 3min read
Dakwah Ramadlan di Australia: Islam Nusantara
Share on FacebookShare on Twitter

IMG_5289-Ramadlan

Hendaknya umat Islam tidak terjebak pada sisi material dari keberagamaan lokal yang dipraktekkan di wilayah nusantara. Sehingga, munculnya berbagai perbedaan ekspresi keislaman harus dihormati.

Pesan tersebut disampaikan Dr. Ahmad Rafiq dalam siaran menjelang berbuka puasa di stasiun radio multikultural 5EBI 103.1 FM Australia Selatan, Rabu (1/7/2015). Lulusan Program Doktoral Department of Religion di Temple University Amerika (2014) itu mendorong agar gagasan Islam Nusantara yang tengah dikembangkan para cendekiawan dan tokoh-tokoh Islam Indonesia bisa diterima dengan baik oleh umat Islam.

Ahli tafsir yang mengabdi pada Jurusan Ilmu al-Quran dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini menjelaskan, “Gagasan Islam Nusantara lebih merupakan cara berpikir yang hadir di tengah realitas ekspresi keberagamaan yang berbeda-beda, karena mengikuti lokalitas masing-masing, dengan tetap mengacu pada nilai-nilai universal agama.”

Karena itu, mestinya tidak ada alasan menolak bahkan menyesatkan sebagaimana dilakukan beberapa kalangan terhadap praktek-praktek agama Islam bermuatan lokal.

Mirisnya lagi, dengan alasan pemurnian dan menjaga dari penyimpangan akidah, kasus-kasus “penyesatan” terhadap keberagamaan lokal berujung tragis. Serangan terhadap dayah-dayah (pesantren) yang dituduh sesat di Aceh, seperti yang menimpa Tengku Ayub dan Tengku Barmawi, sampai merenggut nyawa dan pengusiran. Islam Wetu Telo Sasak makin terdesak. Praktek-praktek tarekat mulai banyak yang disikat.

Dalam siarannya, kyai yang mengampu beberapa majelis ta’lim di wilayah Sleman ini menilai bacaan al-Qur’an langgam Jawa, yang beberapa waktu lalu sempat menjadi kontroversi ketika ditampilkan di Istana Negara, merupakan fakta yang tidak terhindarkan ketika Islam hadir dalam lokalitas yang sudah menjadi daily life dari masyarakat Indonesia.

“Membaca al-Quran dengan langgam Jawa, seperti halnya langgam Persia, Mesir dan lainnya, bisa diterima selama tidak melanggar tajwid, makhraj dan mad yang menentukan bunyi bacaan dan makna. Sebaliknya, sekalipun menggunakan langgam Arab ataupun Mesir tetapi melanggar tajwid, makhraj dan mad, itu jelas menyalahi standar bacaan al-Quran yang benar,” tegas Ahmad Rafiq yang sudah bertahun-tahun terlibat dalam penelitian agama-agama lokal di Indonesia.

Sementara itu, Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU ANZ) Tufel Musyadad yang mendampingi siaran menuturkan, “Sejak awal Ramadlan (2015) Ahmad Rafiq didaulat PCINU menyebarkan Islam rahmatan lil‘alamin di Sydney, Melbourne, Brisbane dan beberapa hari ini di Adelaide. Lawatan akan berlanjut ke negara bagian lainnya, Canberra dan Perth, juga menyeberang ke beberapa kota di New Zealand.”

Ia pun menambahkan, “Dihadirkannya kyai Ahmad Rafiq Ramadlan kali ini adalah bagian dari misi PCINU ANZ: membumikan Islam di Australia.”

Maka, bukan tanpa alasan apabila Dr. Ahmad Rafiq menjadi narasumber siaran radio 5EBI Australia Selatan. Radio dengan misi “hear a world of difference” ini menyediakan slot siaran satu jam program Indonesia yang diberi nama Radio Indonesia South Australia (RISA) setiap hari Rabu pkl. 17.00-16.00. April lalu PCINU ANZ juga menghadirkan kyai M. Luqman Hakim Ph. D sebagai narasumber siaran dengan tema serupa: membumikan Islam di Australia.

Tufel sebagai salah satu pemandu siaran RISA di 5EBI mengatakan, “Program kerjasama yang dirintis sejak 2004 ini menjadi wadah informasi seputar tanah air terkait isu-isu politik, budaya dan keagamaan yang menjunjung semangat penghargaan dan perdamaian atas perbedaan.”

Selain RISA, stasiun radio 5EBI 103.1 FM membawahi sekitar 45 anggota radio komunitas dari berbagai negara Eropa, Amerika Latin, Afrika, dan Asia. Celebrating Our Diversity menjadi slogan 5EBI (berdiri tahun 1975) dalam memperingati usianya yang ke-40. [Thowik-SEJUK]

Tags: Headline
Previous Post

Rancangan UU Perlindungan Umat Beragama: Jalan Keluar atau Sumber Masalah Baru?

Next Post

Soal LGBT: Yang Dilarang Islam Homoseksual atau Sodomi?

Redaksi

Redaksi

Journalists Association for Diversity (SEJUK) is an organization formed by journalists, activists, and writers to encourage the creation of society, with the support of the mass media, to respects, protects, and maintains diversity as part of the defense of human rights. SEJUK actively promotes perspectives of pluralism, human rights, gender, and diversity of sexuality to revive peaceful journalism. The aim is to spread issues of diversity in religion/belief, ethnicity, gender, and sexual orientation as well as other minority groups.

Related Posts

Ngober: Ngonten Keberagaman

Ngober: Ngonten Keberagaman

28/11/2024
Transgender

DOSA DAN NERAKA BUKAN URUSAN NEGARA: TRANSGENDER ISA ZEGA UMRAH BERJILBAB TIDAK BISA DIPENJARA

26/11/2024
God is Miraculous in Creating LGBT People

Pernyataan Sikap KOMPAKS: Menyikapi Pernyataan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) Bahwa LGBTQ adalah Ancaman Negara

21/11/2024
Gadis Kretek

Review Gadis Kretek: Kisah Cinta Dasiyah Memang Menyedihkan, Namun Peristiwa 1965 yang Menghancurkan Hidupnya

13/11/2023
Next Post

Soal LGBT: Yang Dilarang Islam Homoseksual atau Sodomi?

Please login to join discussion

Terpopuler

  • “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hotspace Privat Event Jakarta, Bukan Tindak Pidana!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Gereja Pertama di Indonesia yang Menerima LGBT dengan Terbuka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 7 Alasan Mengapa LGBT Diterima Gereja Ini

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tersingkir dari Keluarga, Tempat Kerja, hingga Pemakamannya: Nasib Transpuan di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tentang Kami

Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) didirikan tahun 2008 oleh para jurnalis dari berbagai media mainstream, aktivis hak asasi manusia (HAM), dialog antar-iman dan penulis.

Hubungi Kami

Kontak

Karir

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • TikTok
  • YouTube

Community Guidelines

Kontributor

Pedoman Media Siber

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In