Senin, Mei 12, 2025
  • Login
SUBSCRIBE
SEJUK
No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
No Result
View All Result
SEJUK
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Perayaan Hari Kerukunan Nasional, GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia Tetap Diabaikan

by Redaksi
06/01/2014
in Uncategorized
Reading Time: 2min read
Acuhkan Terik dan Hujan Deras, Jemaat 2 Gereja Berdoa di Depan Istana
Share on FacebookShare on Twitter

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Sekitar 100 jemaat GKI Yasmin Bogor dan HKBP Filadelfia Bekasi pada Minggu (5/1) kembali beribadah di seberang Istana Merdeka. Mereka terus meminta kepedulian pemerintah pusat atas penutupan gereja-gerejanya oleh pemda setempat akibat tekanan kelompok Muslim garis keras.

Ibadah kali ini bertepatan dengan perayaan Hari Kerukunan Nasional (HKN) pada 3 Januari 2014 yang telah dicanangkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Juru bicara GKI Yasmin mengatakan bahwa pencanangan HKN oleh Presiden SBY tidak memiliki arti apa-apa dan hanya upacara kosong.

“Entah apa makna (peringatan) Hari Kerukunan Nasional, bagi kami jemaat GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia, dan bagi teman-teman muslim Ahmadiyah, Syiah, dan para Penghayat,” Kata Bona Sigalingging juru bicara GKI Yasmin.

“Bagi kami yang masih terus didiskriminasi dan Presiden RI diam saja, maka peringatan Hari Kerukunan ini tidak lebih dari sebuah upacara kosong para pejabat, saat yang sama mereka membiarkan kelompok intoleran berkeliaran, menyebar teror atas nama agama pada kami yg dianggap minoritas,” demikian kata Bona pada satuharapan.com.

Jemaat GKI Yasmin di Bogor dan jemaat HKBP Filedelfia Bekasi, sejak tahun 2012, melaksanakan ibadah di seberang Istana Merdeka, setiap dua minggu, seolah tanpa kenal lelah. Ibadah ini dimaksudkan untuk menggugah perhatian Presiden SBY, setelah kedua jemaat mendapatkan putusan hukum atas Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) gedung gerejanya, namun tetap saja tidak dapat membangun dan beribadah. Putusan hukum telah didapatkan dari Mahkamah Agung dan bagi jemaat GKI Yasmin Bogor, diperkuat dengan rekomendasi Ombudsman RI. Namun, baik Walikota Bogor dan Bupati Bekasi tak juga membuka segel gedung gereja mereka.

Bona Sigalingging menegaskan bahwa bagi para korban pelanggaran kebebasan beragama dan beribadah, Hari Kerukunan Nasional tidak ubahnya seperti peringatan hari kompromi antara Negara dengan kelompok intoleran. Buktinya, kelompok intoleran bebas menebar teror dan tidak pernah ada proses hukum yang tegas pada mereka.

“Bahkan, Wali Kota Bogor tunduk, Bupati Bekasi tunduk, dan Presiden RI tunduk (kepada kelompok intoleran)”, kata Bona Sigalingging.

Campur Tangan Tuhan

Kebaktian di seberang Istana pada Minggu pertama di tahun 2014, dipimpin oleh Pendeta Margie Ririhena De Wana dari Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat (GPIB). Pendeta Margie mengambil tema khotbah sebagaimana yang dipakai oleh Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), yakni, “Campur Tangan Tuhan dalam Kehidupan”, mengambil ayat Alkitab dari Yeremia 31.

Dalam kotbahnya, Pendeta Margie mengingatkan jemaat bahwa, misi Allah akan terus berlangsung, indah atau tidak, bahkan dalam tekanan, misi Allah akan tetap bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi semua tanpa kecuali, termasuk melalui pembuangan yang dialami GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia.

“Ibadah yang dilakukan kedua jemaat gereja ini adalah sebuah perjuangan menyuarakan keadilan dan kebenaran dengan pilihan yang tetap beradab. Walaupun banyak gereja lain baru akan peduli ketika mereka mengalami masalah yang sama, karena itu perjuangan seperti ini harus dilakukan bersama dengan gereja lain dan kelompok lintas agama,” kata Pendeta Margie.

Di tahun baru 2014, dia berharap akan ada banyak solidaritas dari sahabat dan saudara seperjuangan dari berbagai kelompok yang diperlakukan diskriminatif di negara ini, dan mau terlibat dalam ibadah bersama.

“Ini akan menjadi ruang bersama bagi teman-teman dari agama lain dan kelompok yang terdiskriminasi,” kata Pendeta Margie.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja

Sumber: http://satuharapan.com/read-detail/read/perayaan-hari-kerukunan-nasional-gki-yasmin-dan-hkbp-filadelfia-terus-diabaikan/

Tags: #Ahmadiyah#GKIYasmin#HKBPFiladelfiaHeadlineSyiah
Previous Post

Eva Kusuma Sundari: Kelompok Intoleransi Bekerja Sangat Sistematis

Next Post

RUU Kerukunan Umat Beragama Mengancam Kebhinekaan

Redaksi

Redaksi

Journalists Association for Diversity (SEJUK) is an organization formed by journalists, activists, and writers to encourage the creation of society, with the support of the mass media, to respects, protects, and maintains diversity as part of the defense of human rights. SEJUK actively promotes perspectives of pluralism, human rights, gender, and diversity of sexuality to revive peaceful journalism. The aim is to spread issues of diversity in religion/belief, ethnicity, gender, and sexual orientation as well as other minority groups.

Related Posts

Ngober: Ngonten Keberagaman

Ngober: Ngonten Keberagaman

28/11/2024
Transgender

DOSA DAN NERAKA BUKAN URUSAN NEGARA: TRANSGENDER ISA ZEGA UMRAH BERJILBAB TIDAK BISA DIPENJARA

26/11/2024
God is Miraculous in Creating LGBT People

Pernyataan Sikap KOMPAKS: Menyikapi Pernyataan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) Bahwa LGBTQ adalah Ancaman Negara

21/11/2024
Gadis Kretek

Review Gadis Kretek: Kisah Cinta Dasiyah Memang Menyedihkan, Namun Peristiwa 1965 yang Menghancurkan Hidupnya

13/11/2023
Next Post
UNDANGAN Training dan Story Grant untuk Jurnalis Kampus Bali dan NTB: Bangun Ruang Aman di Media untuk Kelompok Rentan

RUU Kerukunan Umat Beragama Mengancam Kebhinekaan

Please login to join discussion

Terpopuler

  • “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Gereja Pertama di Indonesia yang Menerima LGBT dengan Terbuka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Jangan Toleran-Toleran Amat, Nanti Kebablasan!”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dewi Kanti Rela Tak Punya Akta Nikah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gereja Ortodoks Rusia di Indonesia: Menjumpa dan Menyapa yang Berbeda dengan Cinta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tentang Kami

Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) didirikan tahun 2008 oleh para jurnalis dari berbagai media mainstream, aktivis hak asasi manusia (HAM), dialog antar-iman dan penulis.

Hubungi Kami

Kontak

Karir

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • TikTok
  • YouTube

Community Guidelines

Kontributor

Pedoman Media Siber

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In