Kebebasan pers dan semaraknya media sosial tidak lain berkah demokrasi bangsa ini yang selama 30 tahun lebih dikekang rezim otoriter Orde Baru. Namun, buat kalangan minoritas agama dan keyakinan berkah itu bisa berbuah musibah. Mereka tidak jarang adalah korban yang dikorbankan pemberitaan media massa lantas kembali dikorbankan media sosial secara berulang-ulang.
Sulit dipungkiri bahwa media massa beberapa tahun terakhir tidak sungkan menjadikan isu agama sebagai “jualan” yang pengaruhnya kurang baik bagi kehidupan keberagaman. Hal ini berkelindan dengan kecenderungan intoleransi, diskriminasi ataupun persekusi bahkan kekerasan atas nama agama yang dari tahun ke tahun tidak kunjung berkurang. Tak ketinggalan, media sosial turut “membakar” situasi tersebut sehingga berakibat pada semakin terpinggirkannya hak-hak minoritas dan korban.
Namun demikian, seluruh gambaran muram itu tidak mesti berujung pada pesimisme. Lalu, jika hendak optimis terhadap “berkah demokrasi” di atas, adakah peluang bagi kerja-kerja jurnalistik yang lantang suarakan kebenaran dan keadilan? Mungkinkah arus jurnalisme damai dapat berbunyi dalam pewartaan agama dan keyakinan? Apakah media masih punya daya edukatif dalam menjunjung nilai-nilai kemanusiaan dan mengangkat hak dan martabat kalangan minoritas atau korban? Dan, sejauh mana media sosial bisa menjadi penggerak bagi terkonsolidasinya demokrasi dalam mengakhiri praktik-praktik diskriminasi?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, menjaga konsistensi dalam mengkampanyekan dan merawat semangat atau idealisme jurnalistik dalam menggulirkan warta-warta yang menjunjung prinsip kebebasan beragama dan berkeyakinan patut dipertimbangkan.
Karena itu pula, Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) berkepentingan “menambah energi” dalam rangka mengefektifkan gema jurnalisme keberagaman di media massa dan media sosial sekaligus. Maka, membangun sebuah gerakan bersama untuk menghidupkan jurnalisme keberagaman di kalangan muda yang memahami dunia jurnalistik adalah salah satu cara untuk mencapai tujuan itu.
Demi mewujudkan hal tersebut SEJUK akan menyelenggarakan Workshop Konsolidasi Nasional Alumni Jurnalis Kampus SEJUK. Yang akan diselenggarakan pada 13-14 Juni 2015 di Jakarta.
Bagi kalian yang pernah mengikuti workshop pers mahasiswa yang diselenggarakan SEJUK, silakan mendaftarkan diri dengan megirimkan CV dan tulisan 1 halaman tentang pengalaman Anda mengikuti workshop SEJUK dan bagaimana workshop yang Anda ikuti mempengaruhi pandangan Anda. Berkas harap dikirim via email ke daftarsejuk@gmail.com paling lambat Rabu, 10 Juni 2015.