Sentimen anti-Cina merebak bersamaan dengan mencuatnya polemik video pidato Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Kepulauan Seribu yang diedit Buni Yani. Beragam alasan sentimen anti-Cina yang dimunculkan lebih berupa ketakutan atas berbagai bentuk ancaman yang sengaja diciptakan. Karena itu, belakangan ini banyak rumor dan tuduhan yang deras diedarkan terutama di media sosial terkait Cina daratan dan etnis Tionghoa di Indonesia.
Celakanya, propaganda dan aksi-aksi intoleran terhadap etnis Tionghoa seperti meme di media sosial, pemasangan spanduk hingga ke daerah-daerah, sampai ujaran kebencian dan kekerasan fisik, dibiarkan tanpa adanya tindakan hukum terhadap para pelaku. Hal ini sangat mengkhawatirkan bagi realitas kebhinnekaan dan bangunan demokrasi bangsa ini.
Berangkat dari situasi tersebut, Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) hendak menggelar diskusi media sebagai upaya menggali dan mendudukkan beberapa pertanyaan yang muncul seputar ada apa, mengapa dan bagaimana sentimen anti-Cina dari hari ke hari terus bergulir semakin liar.
Narasumber:
1. Dr. Thung Ju Lan, M Sc, Peneliti LIPI Bidang Perkembangan Masyarakat dan ahli studi Cina Universitas Indonesia (UI)
2. Dr. Saiful Mujani, Political scientist di Lembaga Survei Indonesia (LSI)
3. Ignatius Haryanto, Peneliti senior Lembaga Studi Pers dan Pembangunan (LSPP)
Moderator:
Andy Budiman
Waktu: Kamis, 29 Desember 2016, pkl. 10.00 – makan siang
Tempat: LBH Jakarta, Jl. Pangeran Diponegoro No. 74 Jakarta Pusat
Diskusi media ini terbuka untuk umum. Konfirmasi kehadiran dapat menghubungi Rifah Z. (0857-1946-1141)