Rabu, Juli 2, 2025
  • Login
SUBSCRIBE
SEJUK
No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
No Result
View All Result
SEJUK
No Result
View All Result
Home LGBTIQ

Menuntut Pernikahan Sejenis?

by Redaksi
12/10/2019
in LGBTIQ
Reading Time: 3min read
Menuntut Pernikahan Sejenis?
Share on FacebookShare on Twitter
Komunitas Sehati Makassar dan salah satu jurnalis Sulawesi Selatan berpose dalam workshop kerja sama SEJUK dengan AJI Kota Makassar 28-29 September 2019

“Kami dilempari batu waktu bikin acara di Pantai Losari. Tidak hanya dikejar-kejar Satpol PP, setiap kami terlihat kumpul-kumpul menjalankan aktivitas bersama selalu dibubarkan,” begitu ungkap Eman ketika memberikan kesaksian tentang diskriminasi yang dialami transpuan atau transgender perempuan di Makassar.

Kesaksian itu disampaikan aktivis Komunitas Sehati Makassar, Eman, ketika di suatu pagi (29/9) beberapa jurnalis dari Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat dan Maumere bertanya bagaimana cara media mengakses komunitas LGBT dan memberitakan kegiatan-kegiatannya.

Sangat sulit bagi komunitas LGBT membuat acara dan mendapat hak-hak konstitusionalnya untuk berkumpul dan berserikat. Izin melakukan kegiatan saja, lanjut Eman, tidak pernah diberikan aparat.

Salah kaprah masyarakat disebabkan hoaks atau disinformasi. Ketika komunitas LGBT beraktivitas memperjuangkan hak-hak dasarnya untuk berekspresi, mendapatkan fasilitas-fasilitas publik dan akses pekerjaan sebagaimana warga negara lainnya, dituduh sedang menuntut pernikahan sesama jenis. Padahal itu tidak pernah terpikir dalam benak komunitas.

“Ketika kami berkumpul bersama, tujuannya membangun komunikasi satu sama lain dan keoercayaan diri. Tidak ada tujuan untuk mempengaruhi dan memperbanyak anggota,” ujar Eman mengklarifikasi tuduhan-tuduhan di masyarakat yang sama sekali tidak berdasar.

Para jurnalis peserta workshop Meliput Keberagaman Gender dan Seksualitas bersama AJI Kota Makassar, SEJUK dan Komunitas Sehati Makassar (29/9)

Mengusir Ketakutan Masyarakat terhadap LGBT

WHO, organisasi kesehatan dunia di PBB, sudah menetapkan bahwa transgender bukan kategori penyakit atau gangguan mental. Jadi, seperti orientasi seksual lesbian, gay, biseksual dan non-hetero lainnya, transgender bukanlah penyakit yang menular. Sehingga, bagi Eman dan temannya IB yang orientasi seksualnya gay sangat heran dengan ketakutan-ketakutan yang tak beralasan dari pemerintah dan masyarakat.

“Kami harus berpura-pura atau menyembunyikan ekspresi feminin kami agar diterima oleh publik,” tutur IB yang mengisahkan situasi komunitas LGBT beberapa tahun belakangan yang semakin mendapatkan tekanan dari pemerintah atau aparat dan masyarakat yang berdampak juga pada kesulitan komunitas untuk mengakses fasilitas-fasilitas umum atau milik publik.

Dia merasakan dan meyakini bahwa LGBT itu “given”. Sejak lahir dan kini dewasa, dirinya tak pernah mempunyai ketertarikan secara romantis dan seksual kepada perempuan.

“Kalau boleh memilih dan meminta kepada Tuhan, kami juga ingin dilahirkan dan hidup seperti kalian saja yang hetero, tidak disingkirkan seperti kami,” kata IB.

Untuk itu, menurut Eman dan IB, penting bagi kawan-kawan media agar memberikan pemahaman kepada publik dan negara agar menghormati keberagaman seksual warganya.

“Kami tidak menuntut macam-macam seperti pernikahan sesama jenis, hanya ingin hak-hak (kami) disamakan sebagai warga negara. Dihargai dan dilindungi,” tegas IB di hadapan 25 jurnalis peserta Workshop Meliput Keberagaman Gender dan Seksualitas.

Kegiatan yang digelar 28-29 September lalu adalah kerjasama Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) dengan AJI Kota Makassar. Ini merupakan ikhtiar menjembatani komunikasi dan kesepamahaman antara praktisi media atau insan pers dengan komunitas LGBT dalam mendorong Indonesia yang inklusif.

Eman dan IB sangat berharap agar media memberikan pemahaman yang benar lewat pemberitaannya tentang realitas keberagaman gender dan seksual, sehingga masyarakat dan negara tidak membenci dan menyingkirkan warga LGBT. []

Tags: #KeberagamanSeksual#KomunitasSehatiMakassar#LGBT#PernikahanSejenis#WHO
Previous Post

Ruang Puan: Self-Love

Next Post

Dealing Digital Rights and Freedom of Expression

Redaksi

Redaksi

Journalists Association for Diversity (SEJUK) is an organization formed by journalists, activists, and writers to encourage the creation of society, with the support of the mass media, to respects, protects, and maintains diversity as part of the defense of human rights. SEJUK actively promotes perspectives of pluralism, human rights, gender, and diversity of sexuality to revive peaceful journalism. The aim is to spread issues of diversity in religion/belief, ethnicity, gender, and sexual orientation as well as other minority groups.

Related Posts

Transgender

#AgamaUntukSemua yang Merangkul LGBT

14/09/2024
Transgender

Merayakan Pride Month Merayakan Diri Sendiri

03/09/2024
Apakah Kunjungan Paus Fransiskus adalah Berkat bagi Queer di Indonesia?

Apakah Kunjungan Paus Fransiskus adalah Berkat bagi Queer di Indonesia?

30/08/2024
NEGARA RAMPAS KEMERDEKAAN TRANSPUAN LANSIA

NEGARA RAMPAS KEMERDEKAAN TRANSPUAN LANSIA

26/08/2024
Next Post
Dealing Digital Rights and Freedom of Expression

Dealing Digital Rights and Freedom of Expression

Please login to join discussion

Terpopuler

  • “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Gereja Pertama di Indonesia yang Menerima LGBT dengan Terbuka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gereja Ortodoks Rusia di Indonesia: Menjumpa dan Menyapa yang Berbeda dengan Cinta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 7 Alasan Mengapa LGBT Diterima Gereja Ini

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Elisheva Wiriaatmadja, Contoh Penganut Judaisme yang Terbuka di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tentang Kami

Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) didirikan tahun 2008 oleh para jurnalis dari berbagai media mainstream, aktivis hak asasi manusia (HAM), dialog antar-iman dan penulis.

Hubungi Kami

Kontak

Karir

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • TikTok
  • YouTube

Community Guidelines

Kontributor

Pedoman Media Siber

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In