Monday, January 25, 2021
  • Login
NEWSLETTER
SEJUK
No Result
View All Result
  • Agama
  • Etnis
  • Gender
  • LGBTIQ
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Podcast
  • YouTube
  • Agama
  • Etnis
  • Gender
  • LGBTIQ
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Podcast
  • YouTube
No Result
View All Result
SEJUK
No Result
View All Result
Home Agenda

Jurnalisme Keberagaman Ciptakan Media Inklusif untuk Semua: Undangan Training & Story Grant

by Redaksi
18/12/2020
in Agenda
Reading Time: 4min read
Workshop Pers Mahasiswa: Jurnalisme Melawan Hoax SARA di Tahun Politik
Share on FacebookShare on Twitter

Jawa Barat sepanjang 2020 masih dirundung kasus-kasus diskriminasi dan intoleransi. Sepanjang pandemi Covid-19, di beberapa wilayah Jawa Barat terjadi penentangan izin pendirian gereja dan pelarangan ibadah umat Kristen, penyegelan batu satangtung bakal makam sesepuh masyarakat adat karuhun urang (AKUR) Sunda Wiwitan, prank sembako sampah terhadap transpuan, kriminalisasi postingan TikTok bernuansa agama, meningkatnya kekerasan berbasis gender online (KBGO), penangkapan artis TA, penangkapan terduga teroris, dan seterusnya.

Isu-isu agama atau keyakinan, etnis, gender dan seksualitas terlampau sering ditarik publik Indonesia ke tengah pusaran ketegangan, baik offline maupun online, begitupun di Jawa Barat. Akibatnya, mudah sekali publik terseret hoax dan disinformasi isu-isu keberagaman yang sensitif.

Di sisi lain, pemberitaan media-media terkait isu-isu tersebut kurang menimbang dampakanya bagi kelompok rentan. Padahal, pemberitaan media-media di daerah terhadap peristiwa dan realitas keberagaman yang terkait kelompok minoritas mempunyai pengaruh besar dalam membentuk opini dan mendorong aksi-aksi intoleransi dan persekusi. Kebijakan pemerintah daerah dalam isu-isu di atas kerap didasarkan pada aspirasi dan tuntutan kelompok mayoritas yang ramai diberitakan media.

Dalam peristiwa terakhir di Jawa Barat, media-media lokal di Kuningan pada awal Juli yang memberitakan penolakan pendirian bakal makam sesepuh Sunda Wiwitan, tentu saja disertai taburan hoax di media sosial, berdampak pada eskalasi isu dan mobilisasi massa yang berujung pada penyegelan batu satangtung AKUR Sunda Wiwitan (20 Juli 2020).

Pola serupa pernah terjadi di wilayah sama, Kuningan. Sejak 2002 propaganda ulama-ulama lokal yang menentang keberadaan jemaat Ahmadiyah di Manislor yang terus-menerus diberitakan media-media lokal berakibat pada penyegelan, penyerangan, perusakan, dan pembakaran masjid-masjid Ahamadiyah di tahun 2010. Salah satu masjid Ahmadiyah di Maniskidul yang dirusak sampai sekarang masih teronggok.

Nasib masjid Ahmadiyah Maniskidul, Kuningan, sepuluh tahun lalu diserang, dirusak dan sampai kini mangkrak

Di sisi lain, kepercayaan publik yang masih besar terhadap media mainstream menjadi tantangan pers Indonesia untuk setia menjalankan perannya dalam mengawasi tanggung jawab pemerintah menjamin pemenuhan hak-hak warga negara secara setara dan mengedukasi pemahaman, sikap, dan aksi-aksi toleransi dan perdamaian terhadap masyarakat melalui karya-karya jurnalistik.

Berkat narasi tandingan yang kuat dan turut diterbitkan media-media di Jawa Barat maupun nasional tentang hak-hak konstitusional masyarakat AKUR Sunda Wiwitan yang harus dijamin perlindungan dan pemenuhannya oleh negara, 13 Agustus 2020 segel batu satangtung penanda bakal makam Sunda Wiwitan dilepas. Betapa pengaruh media bagi masyarakat sangat kuat.

Sayangnya, narasi-narasi harmoni tentang agama, keberagaman seksual dan etnis pun oleh media belum banyak diangkat dan didorong ke publik agar menjadi kesadaran bersama tentang pentingnya menghidupi semangat menghargai perbedaan, toleransi. Sebaliknya, pemberitaan media terhadap isu-isu tersebut lebih banyak memberi tempat pada peristiwa konfliknya. Pemilihan narasumber mayoritas dari kalangan aparat atau pejabat, pemimpin daerah, dan kurang memberi ruang yang lebih luang pada kelompok korban atau yang mengalami diskriminasi.

Terhadap itu semua, Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) berikhtiar melibatkan rekan-rekan jurnalis atau media di Jawa Barat untuk bergabung dalam upaya menguatkan prinsip-prinsip jurnalistik yang mendorong semangat kebebasan beragama atau berkeyakinan dan kebebasan berekspresi yang terkait dengan isu-isu keberagaman. Perwakilan komunitas korban atau minoritas juga akan hadir dalam proses bersama ini untuk membangun kesepahaman dan kerja sama dalam mendorong karya-karya jurnalistik yang inklusif, anti-diskriminasi dan menjunjung tinggi spirit kemanusiaan.

Bentuk dan Nama Kegiatan

Proses pemetaan, penggalian dan diskusi jurnalisme keberagaman serta perjumpaan dengan kelompok minoritas ini dilakukan melalui pelatihan dan beasiswa liputan yang melibatkan jurnalis-jurnalis di daerah. Metode dan tajuk kegiatan berupa Training & Story Grant Jurnalisme Keberagaman: Ciptakan Media Inklusif untuk Semua yang digelar diCirebon, 22-24 Januari 2021.

Tema Liputan

Kebebasan beragama dan berekspresi melingkupi isu agama atau kepercayaan, etnis, gender, serta orientasi seksual.

Syarat

  • Jurnalis yang berminat belajar jurnalisme keberagaman serta konsep HAM, kebebasan beragama atau berkeyakinan.
  • Berdomisili atau bertugas di Cirebon, Kuningan, dan wilayah Jawa Barat lainnya.
  • Bersedia mengikuti rangkaian kegiatan mulai dari training dan proposal coaching.
  • Melengkapi dokumen pendaftaran berupa proposal liputan, biodata dan kartu pers.
  • Proposal liputan melingkupi: Judul, Angle, Latar Persoalan (maksimal 250 kata), Pesan Liputan (maksimal 100 kata), Daftar Narasumber Kunci
  • Mengirimkan surat kesediaan media untuk mempublikasikan hasil liputan.

Ketentuan

  • Sebanyak 20 peserta terpilih akan mendapatkan pelatihan jurnalisme keberagaman dan proposal coaching.
  • Sebanyak 8 peserta terpilih akan mendapatkan beasiswa untuk menyelesaikan liputan sebesar masing-masing Rp7.000.000.
  • Waktu liputan hingga penerbitan dilakukan paling lama sebulan sejak coaching dan menerima pendampingan dari mentor secara online.
  • Seluruh peserta yang lolos mengikuti pelatihan harus mengirimkan bukti rapid test antigen dengan hasil non-reaktif (biaya rapid test akan diganti panitia).
  • Pendaftaran ditutup pada 10 Januari 2020.
  • Peserta terpilih akan diumumkan pada 17 Januari 2021

Jadwal Kegiatan

  • Penutupan pendaftaran: 10 Januari 2021
  • Seleksi proposal: 11-16 Januari 2021
  • Pengumuman proposal terpilih: 17 Januari 2021
  • Training: 22-23 Januari 2021
  • Coaching: 24 Januari 2021
  • Liputan: 25 Januari – 24 Februari 2021
  • Penyerahan bukti tayang: 17-24 Februari 2021

Pendaftaran

Untuk mendaftar sila ke: bit.ly/storygrantcirebon

Pendukung:

Penyelenggaraan Training & Story Grant Jurnalisme Keberagaman: Ciptakan Media Inklusif untuk Semua di Cirebon ini ditaja Kedutaan Norwegia.

Narahubung

kabarsejuk@gmail.com

***Note:

  • Seluruh rangkaian kegiatan training dilaksanakan sesuai protokol kesehatan yang berlaku.
  • Akomodasi dan transportasi peserta ditanggung panitia, termasuk biaya rapid test antigen.
Tags: #JurnalismeKeberagaman#SEJUK#StoryGrantSEJUK
Previous Post

Ini Peran Media Mencegah Kekerasan Berbasis Ekstremisme: 5 Peraih Fellowship Jurnalisme Damai

Next Post

Anak Muda Suarakan Keberagaman di Kalimantan Barat dan Nusa Tenggara Timur

Redaksi

Redaksi

Journalists Association for Diversity (SEJUK) is an organization formed by journalists, activists, and writers to encourage the creation of society, with the support of the mass media. To respects, protects, and maintains diversity as part of the defense of human rights. SEJUK actively promotes perspectives of pluralism, human rights, gender, and diversity of sexuality to revive peaceful journalism. The aim is to spread issues of diversity in religion/belief, ethnicity, gender, and sexual orientation as well as other minority groups.

Related Posts

Tak Surut Menyebar Toleransi Melalui Jurnalisme Keberagaman

Kesempatan Hidupkan Jurnalisme Keberagaman, Kabarkan Perdamaian dan Keadilan

17/01/2021
Anak Muda Suarakan Keberagaman di Kalimantan Barat dan Nusa Tenggara Timur

Anak Muda Suarakan Keberagaman di Kalimantan Barat dan Nusa Tenggara Timur

23/12/2020
Ini Peran Media Mencegah Kekerasan Berbasis Ekstremisme: 5 Peraih Fellowship Jurnalisme Damai

Ini Peran Media Mencegah Kekerasan Berbasis Ekstremisme: 5 Peraih Fellowship Jurnalisme Damai

19/10/2020

Memihak Suara Kelompok Rentan: Workshop & Story Grant untuk Jurnalis Jawa Barat

13/10/2020
Next Post
Anak Muda Suarakan Keberagaman di Kalimantan Barat dan Nusa Tenggara Timur

Anak Muda Suarakan Keberagaman di Kalimantan Barat dan Nusa Tenggara Timur

Please login to join discussion

Terpopuler

  • Dalam beritakan perkosaan, bagaimana jurnalis bersikap?

    Cara Menumbuhkan Sikap Toleransi Antarumat Beragama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 7 Alasan Mengapa LGBT Diterima Gereja Ini

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menjaga dan Memperjuangkan Kebhinnekaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kesempatan Hidupkan Jurnalisme Keberagaman, Kabarkan Perdamaian dan Keadilan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Soal LGBT: Yang Dilarang Islam Homoseksual atau Sodomi?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tentang Kami

Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) didirikan tahun 2008 oleh para jurnalis dari berbagai media mainstream, aktivis hak asasi manusia (HAM), dialog antar-iman dan penulis.

Hubungi Kami

Kontak

Karir

Community Guidelines

Kontributor

Pedoman Media Siber

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

No Result
View All Result
  • Agama
  • Etnis
  • Gender
  • LGBTIQ
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Podcast
  • YouTube

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Subscribe To Our Newsletter

Join our mailing list to receive the latest news and updates from our team.

You have Successfully Subscribed!