Rabu, Juli 2, 2025
  • Login
SUBSCRIBE
SEJUK
No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
No Result
View All Result
SEJUK
No Result
View All Result
Home Agenda

Bersama Menatap Jurnalisme Keberagaman di Sumatera Barat

by Redaksi
24/05/2021
in Agenda
Reading Time: 7min read
Bersama Menatap Jurnalisme Keberagaman di Sumatera Barat
Share on FacebookShare on Twitter

Indeks Kerukunan Umat Beragama 2020 yang dirilis Pusat Penelitian dan Pengembangan Bimbingan Masyarakat dan Layanan Keagamaan pada Badan Penelitian dan Pengembangan dan Pendidikan dan Pelatihan, Kementerian Agama, menempatkan Sumatera Barat (Sumbar) di urutan paling bawah bersama Aceh. Memasuki 2021 sampai hari ini Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri tentang Seragam Sekolah dan wacana Sumbar menjadi Daerah Istimewa Minangkabau (DIM) terus mencuri perhatian publik.

Dinamika isu keberagaman di Sumbar pun semakin intens, bahkan memicu kecenderungan polarisasi warga, yang bukan saja menjadi isu di tingkat lokal, tetapi juga nasional. Karena itu, penting sekali melibatkan banyak pihak untuk bersama-sama mengelola keberagaman di Sumbar agar tetap menjadi tempat aman dan nyaman untuk semua, termasuk kelompok minoritas. 

Namun, bagaimana sebenarnya aspirasi komunitas-komunitas rentan atas dinamika isu keberagaman akhir-akhir ini di Sumbar? Sejauh mana mereka dilibatkan dan menjadi bagian dari produksi wacana yang berkembang sampai pengambilan keputusan-keputusan yang akan berdampak bagi hak dan kehidupan sehari-hari mereka?

Apakah media turut menguatkan sentimen identitas dan mengejar sensasi dalam pelaporannya atau telah menjalankan praktik jurnalisme damai beserta elemen-elemen jurnalistik lainnya? Lalu, seberapa banyak ruang pemberitaan media dan diskursus di media sosial bagi suara-suara kelompok marginal, ketika ruang virtual sangat cepat dibanjiri disinformasi bahkan hoaks seputar isu agama dan identitas lainnya?

Jika ditarik ke masa pergerakan, Sumbar melahirkan tokoh-tokoh nasional seperti Soetan Sjahrir, Tan Malaka, Roehana Koeddoes, Rasuna Said, Bung Hatta, dan lainnya yang mencita-citakan masyarakat merdeka dan setara. Banyak sarjana, intelektual, seniman dan penyair atau sastrawan cemerlang berasal dari Sumbar yang berjuang meninggikan keadilan, persamaan hak, dan menggugat kesewenang-wenangan sejak sebelum Indonesia merdeka.

Para jurnalis Nusa Tenggara Barat bersama perwaklian Ahmadiyah dan disabilitas membangun perjumpaan mengembangkan jurnalisme keberagaman (26-28 Maret, 2021)

Tekad pejuang-pejuang dari bumi Minangkabau dalam menuntut keadilan dibarengi dengan kesadaran agar seluruh elemen masyarakat bersatu demi kepentingan bangsa. Elan yang mereka nyalakan melampui identitas etnis dan agama, menafikan ego dan sentimen kelompoknya masing-masing.

Semangat para pendahulu tersebut menjadi sangat relevan bagi generasi muda saat ini. Sayangnya, nilai-nilai universal yang diusung para pejuang kemerdekaan belum banyak berbunyi dalam perdebatan SKB dan DIM beberapa bulan terakhir. Sebaliknya, polarisasi kian menguat karena mengedepankan politik identitas yang di era digital sangat mudah viral. Sebab, algoritma seputar sentimen keyakinan menjadi salah satu penyumbang haox atau disinformasi paling besar di Indonesia.

Maka, sekali lagi, pengelolaan keberagaman di Sumbar adalah tantangan tersendiri yang membutuhkan perhatian dan kerja sama banyak pihak yang percaya kepada besarnya pengaruh media terhadap cara pandang setiap orang.

Bagaimanapun, problem digital bukan khas Sumbar, tetapi menjadi tren global sejak abad 21. Di sisi lain, keterpaparan orang muda terhadap media sosial yang sangat tinggi harus menjadi perhatian serius kaitannya dengan pandangan, sikap dan tindakan keberagaman yang dalam konteks Indonesia kecenderungannya semakit tidak toleran.

GlobalWebIndex (2019) merilis Indonesia sebagai pengguna media sosial paling banyak (urutan kedelapan) dari seluruh negara di dunia. Usia 16-24 adalah pengguna paling aktif dan rata-rata masyarakat Indonesia 3 jam dalam sehari mengakses media sosial. Terlebih, netizen Indonesia menempati urutan terbawah tingkat kesopanan digital se-Asia Tenggara sebagaimana dilaporkan Digital Civility Index. 

Terhadap itu semua, Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) berikhtiar melibatkan rekan-rekan jurnalis di Sumatera Barat untuk bersama-sama mengembangkan jurnalisme yang memberikan perhatian pada isu-isu keberagaman.

Kegiatan ini akan digelar dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Hanya rekan-rekan jurnalis yang menyerahkan hasil rapid test antigen negatif (biaya tes akan diganti panitia) yang bisa terlibat dalam workshop ini. Jaga jarak serta penggunaan hand sanitizer dan keharusan masker diganti secara rutin setiap 4 jam pemakaian adalah di antara protokol kesehatan yang diberlakukan.

Nama Kegiatan

Workshop & Story Grant: Ciptakan Media Inklusif untuk Semua di Sumatera Barat

Tujuan

Mengembangkan dan menyebarluaskan semangat keberagaman, pemahaman kebebasan beragama dan berekspresi melalui kerja-kerja jurnalistik

Capaian

  1. Tumbuhnya kesadaran bersama tentang pentingnya penghargaan terhadap prinsip-prinsip kebebasan beragama atau berkeyakinan dan kebebasan berekspresi;
  2. Berkembang dan meluasnya pemahaman kebebasan beragama atau berkeyakinan dan berkekspresi lewat kerja-kerja jurnalistik;
  3. Tergambar pola maupun peta media dan jurnalis di daerah dalam memberitakan isu keberagaman;
  4. Terkuatkan fungsi watchdog media atau jurnalis dalam menuntut negara melindungi segenap warga di tengah fakta keberagaman;
  5. Tumbuhnya kesadaran pentingnya media atau jurnalis menjalankan fungsi edukasi perihal penghargaan terhadap keberagaman berbasis SARA dalam pemberitaannya;
  6. Tergeraknya media dan jurnalis dalam memberitakan isu kebebasan beragama dan berekspresi melalui stimulus beasiswa terbatas program story grant;
  7. Tepublikasikannya karya-karya jurnalistik yang ramah terhadap keberagaman;
  8. Terbangun jaringan jurnalis yang ramah dan menghormati kebinekaan dan prinsip kebebasan beragama.
Proses training & story grant jurnalisme keberagaman tahun ini juga digelar di Jawa Barat

Bentuk kegiatan yang akan digelar adalah workshop dan story grant. Penyelenggaraan workshop akan dipungkasi dengan proposal coaching sebagai bagian dari story grant dan selanjutnya diteruskan dalam proses liputan dan produksi pemberitaan isu keberagaman.

Untuk terlibat dalam kegiatan SEJUK ini, berikut adalah ketentuan dan langkah-langkahnya:

Tema Liputan keberagaman

Story grant bertema kebebasan beragama dan berekspresi melingkupi isu agama atau kepercayaan, etnis, gender, dan seksualitas.

Syarat

Jurnalis yang berminat belajar bersama jurnalisme keberagaman serta konsep HAM, kebebasan beragama atau berkeyakinan, dan kebebasan berekspresi.

Berdomisili atau bertugas di wilayah Sumatera Barat dan belum pernah mengikuti kegiatan training dan story grant SEJUK sebelumnya.

Bersedia mengikuti rangkaian kegiatan mulai dari workshop, proposal coaching, dan menyelesaikan story grant.

Melengkapi dokumen pendaftaran berupa proposal liputan, biodata dan kartu pers.

Proposal liputan melingkupi: Judul, Angle, Latar Persoalan (maksimal 250 kata), Pesan Liputan (maksimal 100 kata), dan Daftar Narasumber Kunci.

Mengirimkan surat kesediaan media untuk mempublikasikan hasil liputan.

Ketentuan

Sebanyak 20 peserta terpilih akan mendapatkan pelatihan jurnalisme keberagaman dan proposal coaching.

Sebanyak 8 peserta terpilih akan mendapatkan beasiswa untuk menyelesaikan liputan sebesar masing-masing Rp7.000.000.

Waktu liputan hingga penerbitan dilakukan paling lama sebulan sejak coaching dan menerima pendampingan dari mentor secara online.

Seluruh peserta yang lolos untuk mengikuti pelatihan harus mengirimkan bukti rapid test antigen dengan hasil negatif (biaya rapid test akan diganti panitia).

Jadwal Kegiatan

Penutupan pendaftaran: 10 Juni 2021

Peserta workshop terpilih akan diumumkan pada 15 Juni 2021

Workshop: 25-27 Juni 2021

Proposal Coaching: 27 Juni 2021

Pengumuman peraih story grant: 30 Juni 2021

Liputan: 1 Juli – 31 Juli 2021

Penyerahan bukti tayang paling lambat: 26 – 31 Juli 2021

Pendaftaran

Untuk mendaftar sila ke: bit.ly/WorkshopSEJUKSumbar2021

Pengumuman peserta terseleksi akan dipublikasikan di Sejuk.org, IG: @kabarsejuk2008, Twitter: @KabarSEJUK, FB: Sejuk dan Fanpage Kabar SEJUK.

Waktu dan Tempat

Waktu penyelenggaraan workshop dan proposal coaching story grant: 25-27 Juni 2021

Lokasi workshop dan coaching story grant akan diinformasikan langsung kepada peserta yang lolos mengikuti kegiatan.

Kepesertaan

Yang terlibat dalam workshop & story grant adalah jurnalis aktif yang tinggal di wilayah Sumatera Barat. Jumlah peserta yang tergabung dalam kegiatan ini 20 orang.

Panitia menanggung transportasi dan akomodasi peserta workshop. Hand sanitizer dan masker untuk peserta disediakan panitia.

Informasi lebih lanjut hubungi IG: @kabarsejuk, FB: Sejuk atau Twitter @KabarSEJUK

Penutup

Workshop & Story Grant: Ciptakan Media Inklusif untuk Semua di Sumatera Barat bekerja sama dengan Norwegian Embassy.

Demikian undangan sekaligus kerangka acuan Workshop & Story Grant: Ciptakan Media Inklusif untuk Semua di Sumatera Barat. Atas perhatian dan kerja samanya kami mengucapkan terima kasih.

Jakarta, 24 Mei 2021

Hormat kami,

Ahmad Junaidi

Direktur SEJUK

**Sumber cover: Jemaat Ahmadiyah Medan

Tags: #DaerahIstimewaMinangkabau#DIM#SeumateraBarat#SKB3Menteri#StoryGrantSEJUK
Previous Post

Seks itu Beragam

Next Post

Harapan Pemenuhan Hak-hak Sipil Kelompok Minoritas Seksual

Redaksi

Redaksi

Journalists Association for Diversity (SEJUK) is an organization formed by journalists, activists, and writers to encourage the creation of society, with the support of the mass media, to respects, protects, and maintains diversity as part of the defense of human rights. SEJUK actively promotes perspectives of pluralism, human rights, gender, and diversity of sexuality to revive peaceful journalism. The aim is to spread issues of diversity in religion/belief, ethnicity, gender, and sexual orientation as well as other minority groups.

Related Posts

Penulisan Ulang Sejarah oleh Penguasa: Membungkam Perempuan yang Kritis

Penulisan Ulang Sejarah oleh Penguasa: Membungkam Perempuan yang Kritis

30/05/2025
Hari Kebangkitan Bangsa: Kebangkitan Orang Muda untuk Melawan Segala Bentuk Kekerasan 

Hari Kebangkitan Bangsa: Kebangkitan Orang Muda untuk Melawan Segala Bentuk Kekerasan 

24/05/2025
pelatihan komunitas Pekanbaru Riau Sumbar

‘No Viral, No Justice’ Tak Selalu Adil bagi Komunitas Rentan

21/01/2025
Komunitas Kreatif Dukung Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan

Komunitas Kreatif Dukung Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan

19/11/2024
Next Post
Harapan Pemenuhan Hak-hak Sipil Kelompok Minoritas Seksual

Harapan Pemenuhan Hak-hak Sipil Kelompok Minoritas Seksual

Please login to join discussion

Terpopuler

  • “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Gereja Pertama di Indonesia yang Menerima LGBT dengan Terbuka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gereja Ortodoks Rusia di Indonesia: Menjumpa dan Menyapa yang Berbeda dengan Cinta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Elisheva Wiriaatmadja, Contoh Penganut Judaisme yang Terbuka di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dewi Kanti Rela Tak Punya Akta Nikah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tentang Kami

Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) didirikan tahun 2008 oleh para jurnalis dari berbagai media mainstream, aktivis hak asasi manusia (HAM), dialog antar-iman dan penulis.

Hubungi Kami

Kontak

Karir

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • TikTok
  • YouTube

Community Guidelines

Kontributor

Pedoman Media Siber

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In