“Satu orang saja tertinggal di belakang, karena kesulitan untuk (secara legal mencatatkan) nikah dan kolom agama di KTP-nya setrip, seperti yang dialami umat Baha’i, kita yang salah,” ujar influencer Kalis Mardiasih di hadapan 27 mahasiswa dari berbagai wilayah Jawa Timur (19/2).
Menurut feminis muslim yang tergabung dalam Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) ini, adalah tugas kita bersama untuk memberikan hak mereka jika sebagai warga negara Indonesia ada yang mengalami diskriminasi.
Hal tersebut Kalis sampaikan setelah mendengar para mahasiswa berbagi pengalaman perjumpaan mereka dengan komunitas-komunitas marginal di Banyuwangi seperti penganut agama Baha’i, Saksi Yehuwa, masyarakat adat Osing, Aura Lentera (komunitas disabilitas), dan Kelompok Kerja Bina Sehat (KKBS) yang mengadvokasi dan mendampingi orang dengan HIV/AIDS (ODHA), pekerja seks perempuan, dan komunitas LGBTQ.
“Harusnya kita malu, kita ikut berdosa, karena selama ini kita zalim tidak memberikan hak mereka,” sambung Kalis Mardiasih yang berlaku sebagai narasumber Training & Story Grant untuk Pers Mahasiswa: Membangun Ruang Aman di Media Menjelang Tahun-tahun Politik di Banyuwangi, 17-20 Februari 2023.
Mahasiswa asal Papua yang berkuliah di Universitas Jember dan jurnalis di Suara Cendrawasih Nekiles Yigibalom menyampaikan terima kasih dan kesan-kesan baiknya kepada seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan kerja sama Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) dengan Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Tinta Politeknik Negeri Banyuwangi, El-Mizna IAI Ibrahimy, UKM Pers IAI Darussalam Blokagung Banyuwangi, dan AJI Kota Jember.
Tidak saja merasa terhubung dengan isu-isu diskriminasi yang diangkat, Neky juga melihat tak ada batas selama bergumul bersama sepanjang training. Solidaritas pun bertumbuh.
“Apa yang kita diskusikan di sini membuat saya berpikir bahwa itu adalah hal-hal yang saya rasakan selama ini,” ungkap Neky di ujung kegiatan (20/2).
Jurnalis kampus perempuan dari LPM El-Mizna IAI Ibrahimy, Sabda Zahrotun Nisa, merefleksikan empat hari bergiat bersama sebagai ruang aman untuk menyecap pengetahuan dan pengalaman keberagaman serta keterampilan mengembangkan jurnalisme keberagaman.
Ia terkesan dapat berkunjung ke KKBS. Di komunitas inilah pertama kali Sabda bertemu dan bincang-bincang langsung dengan para pekerja seks, orang dengan HIV/AIDS, serta minoritas gender dan seksualitas (LGBTQ) yang menurutnya mereka semua hangat.
“Mereka itu terbuka, baik, bukan menyimpang,” kata Sabda menegaskan pentingnya menghapus stigma terhadap orang-orang yang berbeda dan terpinggirkan.
Selain Kalis Mardiasih, narasumber lainnya yang terlibat dalam kegiatan yang didukung oleh USAID dan Internews dalam project MEDIA ini adalah Direktur SEJUK dan Dosen Universitas Tarumanagara Ahmad Junaidi, Direktur Eksekutif Human Rights Working Group (HRWG)Daniel Awigra, mantan jurnalis SCTV (1993-2009) dan sekarang mendampingi beberapa TV lokal Goen Goenawan, Ketua AJI Jember dan editor Kompas.com Ira Rahmawati, aktivis senior GAYa Nusantara dan kandidat Doktoral di UGM Khanis Suvianita, dan Manager Program Saiful Mujani Research Center (SMRC) Saidiman Ahmad.
Berlaku sebagai fasilitator: Yuni Pulungan (Program Manager SEJUK) dan Tantowi Anwari (Advocacy Manager SEJUK)
Training yang digelar berturut-turut dari Jumat (17/02) hingga Senin (20/02) ini melingkupi pengajuan story grant (beasiswa) peliputan keberagaman. Para peserta yang mendaftar menyertakan rancangan liputan (feature) dan mengikuti proses pitching bersama para mentor. Setelah proses pitching terhadap 27 rancangan feature keberagaman, para mentor story grant memilih 10 proposal. Berikut adalah proposal feature keberagaman yang mendapat story grant:
1. Diskriminasi Kampus Negeri Terhadap Mahasiswa Selain Islam di UTM, Ika Andina Nawangwulan (LPM Spirit Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura)
2. Diskriminasi Mahasiswa Papua di Jember, Nekiles Yigibalom (Suara Cendrawasih)
3. Kafe Minoritas di Banyuwangi, Sri Wahyuni (UKM Pers IAI Darussalam Blokagung)
4. Melestarikan Budaya Jaran Kecak di Masa Kini, Annisa Arahma (LPM Tinta Politeknik Negeri Banyuwangi)
5. Pelarangan Jalsah Salanah di Ngebel, Alya Sidqiyah (LPM aL-Millah IAIN Ponorogo)
6. Penembang Perempuan Mocoan Lontar Yusuf, Sabda Zahrotun Nisa (LPM El-Mizna IAI Ibrahimy)
7. Pengungsi Syiah di Sidoarjo, Primanda Andi Akbar (LPM Mercusuar UNAIR Surabaya)
8. Qur’an Tanpa Batas untuk Santri Disabilitas Masjid Madinah di Malang, Ud’Hiyata Zahbi (An-Naba’ UIN Maulana Malik Ibrahim Malang)
9. Slamet Menur, Seniman Pencipta Tari Genjer-genjer dan Isu PKI, Roby Fahmi (LPM El-Mizna IAI Ibrahimy)
10. Transviti di Lakon Ludruk Jember Masa Kini, Titania Elsa (LPM Sinvesta Unej)
Selamat buat 10 jurnalis kampus yang rencana featurenya terpilih memperoleh story grant. Alur story grant lebih lanjut akan diinformasikan oleh SEJUK langsung kepada 10 peraih story grant.[]