Hoaks menjadi penyebab pecahnya konflik etnoreligius di Ambon 1999-2002. Konflik yang panjang dan meluas ini bermula dari kabar bohong pembunuhan pada peristiwa meninggalnya pengendara ojek Darkin Saimen akibat kecelakaan tunggal, yang berlanjut dengan bentrok antarwarga. Kabar bohong yang semakin “liar” berakibat pada rangkaian kerusuhan yang memakan puluhan korban luka-luka dan beberapa meninggal.
Sementara, di tengah kecamuk konflik Ambon, media tidak menjalankan prinsip-prinsip jurnalistik dalam memberitakan berbagai peristiwa kekerasan. Artikel Roy Thaniago “Media dan Prasangka Sosial” (Remotivi, 2016) melaporkan bahwa media-media lokal di Ambon bahkan mereproduksi, menebalkan, dan menyebarluaskan prasangka yang kemudian menciptakan stereotip terhadap masing-masing kelompok yang bertikai.
Sebaran disinformasi dan hoaks penuh prasangka dan stereotip terhadap dua kelompok yang berkonflik, Islam-Kristen, tidak terkendali. Dua media lokal yang merepresentasikan masing-masing kelompok agama ikut memperparah dan memperluas konflik yang diperkirakan merenggut hingga 5.000 korban jiwa dan menyebabkan ratusan ribu warga Maluku mengungsi.
Berbagai upaya untuk menghentikan tragedi kemanusiaan di Maluku pun dilakukan, baik oleh negara maupun masyarakat sipil. Maluku Media Center (MMC) adalah salah satu ikhtiar yang ditempuh kalangan jurnalis untuk mendorong terciptanya perdamaian.
MMC mendasarkan pada praktik jurnalisme damai untuk mengawal proses-proses rekonsiliasi demi memutus rantai konflik berdarah yang panjang. Sebab, bertahun-tahun berada di tengah bara kebencian, trauma, dan dendam Kristen-Islam yang bercampur hoaks, anak-anak pun terseret dan menjadi “tentara”.
Melewati 20 tahun setelah konflik sektarian Ambon, peran MMC masih sangat penting untuk terus diamalkan para pelaku media. Kalangan muda di Maluku yang akrab dengan media, termasuk media sosial, dan dalam dirinya melekat identitas yang beragam diharapkan turut berkontribusi dalam menghidupkan perdamaian, toleransi, kesetaraan, dan keadilan. Sebab, selain agama, tantangan keberagaman masyarakat Maluku juga meliputi identitas lainnya.
Kompleksitas pemberitaan kasus-kasus kekerasan seksual maupun praktik diskriminasi gender dan seksualitas, orang dengan HIV, etnis atau suku minoritas, masyarakat adat, keyakinan atau kepercayaan yang terpinggirkan, disabilitas, dan lainnya di era digital adalah tantangan bagaimana orang muda Maluku secara aktif membangun ruang aman untuk semua di media. Penetrasi internet di Indonesia yang semakin meningkat harus diisi oleh kalangan muda Maluku yang tidak bosan menggunakan prinsip kemanusiaan dan penghormatan terhadap yang berbeda melalui bahasa, praktik atau pengalaman yang hidup di tingkat lokal.
Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) melaporkan jumlah pengguna internet di Indonesia pada 2023 mencapai 215,62 juta atau tumbuh 2,38 persen (sekitar 5 juta pengguna) dibandingkan dengan 2022. Peningkatan penetrasi pengguna internet di Indonesia tak terkecuali terjadi di Maluku, yang di antaranya, karena tidak terlepas dari ekspansi jaringan operator seluler.
Dari sisi usia, mayoritas pengguna internet pada 2023 berusia 19-34 tahun sebesar 32,09 persen dan 35-54 tahun 33,67 persen. Sementara itu, usia 13-18 tahun berkontribusi sebesar 12,15 persen dan lansia atau 55 tahun ke atas berkontribusi sebesar 7,19 persen. Maka, jika digabungkan pengguna internet usia 13 sampai 34 tahun jumlahnya mencapai 44,24 persen.
Dengan mempertimbangkan fakta-fakta dan tantangan di atas, Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) bekerja sama dengan Friedrich-Naumann-Stiftung für die Freiheit (FNF), Kementerian Hukum dan HAM RI, dan Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Lintas IAIN Ambon mengajak kalangan mahasiswa untuk membangun iklim bermedia yang ramah bagi kelompok minoritas berbasis pada aturan Dewan Pers, Pedoman Pemberitaan Isu Keberagaman (PPIK). Karena itu kami mengundang rekan-rekan mahasiswa wilayah Maluku untuk terlibat aktif dalam workshop dan beasiswa produksi konten keberagaman di media kampus dan media sosial.
Nama Kegiatan
Workshop dan Beasiswa Penerapan Panduan Pemberitaan Isu Keberagaman (PPIK) lewat Produksi Konten untuk Mahasiswa di Maluku
Tujuan
Mengembangkan kesadaran mahasiswa di Maluku tentang pentingnya media sebagai ruang aman dan ramah bagi kelompok marginal dan medium kampanye perdamaian yang berbasis pada Pedoman Pemberitaan Isu Keberagaman (PPIK)
Tempat dan Waktu
Waktu penyelenggaraan: 1-4 Maret 2024
Tempat: Ambon (lokasi kegiatan akan diinformasikan langsung kepada peserta terpilih).
Kepesertaan
Yang terlibat dalam kegiatan workshop dan beasiswa konten keberagaman ini adalah mahasiswa yang berada di Maluku. Jumlah peserta yang tergabung dalam kegiatan ini 20 orang.
Panitia menanggung transportasi luar kota dan akomodasi peserta workshop.
Beasiswa konten keberagaman
Panitia memberi beasiswa terbatas kepada peserta yang rancangan liputan atau konten keberagamannya terpilih. Sebanyak 10 (sepuluh) dari dua puluh peserta workshop akan mendapatkan beasiswa konten keberagaman masing-masing Rp.1.500.000.
Cara Daftar
Untuk bergabung dalam workshop, sila perhatikan langkah-langkah berikut:
- Penyelenggaraan workshop dan pitching rencana konten: 1-4 Maret 2024
- Tema beasiswa konten keberagaman melingkupi: agama atau kepercayaan; ras, etnis atau masyarakat adat; disabilitas; keadilan dan kesetaraan gender; serta isu kelompok rentan lainnya seperti orang dengan HIV (ODHIV) dan pekerja seks.
- Tautan pendaftaran: bit.ly/mahasiswamaluku2024
Timeline Kegiatan
- Penutupan pendaftaran: 20 Feb 2024
- Pengumuman pendaftaran: 22 Feb 2024
- Workshop & Pitching proposal: 1 – 4 Maret 2024
- Pengumuman penerima beasiswa: 8 Maret 2024
- Liputan & Asistensi: 9 Maret – 8 April 2024
- Penyerahan bukti tayang: 9 – 5 April 2024
Informasi lebih lanjut, hubungi IG: @kabarsejuk
Pendukung
Workshop dan Beasiswa Penerapan Panduan Pemberitaan Isu Keberagaman (PPIK) lewat Produksi Konten untuk Mahasiswa di Maluku adalah kerja sama SEJUK dengan Friedrich-Naumann-Stiftung für die Freiheit (FNF), Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI, dan LPM Lintas IAIN Ambon.
Demikian undangan sekaligus kerangka acuan workshop dan beasiswa produksi konten keberagaman untuk mahasiswa di Maluku ini kami sampaikan. Atas perhatian dan kerjasamanya kami mengucapkan terima kasih.
Jakarta, 22 Januari 2024
Hormat kami,
SEJUK