Senin, Juli 21, 2025
  • Login
SUBSCRIBE
SEJUK
No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
No Result
View All Result
SEJUK
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Latar Belakang Kasus Penyerangan Gereja-Gereja di Aceh

by Redaksi
13/10/2015
in Uncategorized
Reading Time: 2min read
Kasus Pelarangan Shalat Jumat di Bukit Duri
Share on FacebookShare on Twitter

Kabupaten Aceh Singkil merupakan daerah perbatasan Aceh dan Sumatera Utara dengan demografi  yang nyaris berimbang antara penduduk muslim dan kristiani. Sebagian besar gereja berafiliasi pada Gereja Kristen Pak Pak Dairi (GKPPD) sebuah gereja sub etnis batak. GKKPD berkantor di Sidikalang, 3 jam dari Singkil serta beberapa gereja Khatolik, HKI dan Pantekosta.

Umat Kristen sudah ada, beribadah dan mendirikan gereja sebelum kemerdekaan Indonesia, namun pada tahun 70’an sentimen anti kristen menguat atas desakan ulama-ulama Aceh yang tidak menyetujui adanya gereja dalam konteks Aceh sebagai Daulah Islam. Sentimen ini kemudian berujung pada penyerangan dan pembakaran gereja tahun 1974. Sebagian penduduk mengungsi masuk ke wilayah Sumatera Selatan selama 4 bulan karena ancaman dan minimnya perlindungan dari negara.

Kekerasan tersebut kemudian mendorong dibuatnya perjanjian antara 11 perwakilan dari masing-masing umat islam dan kristen bahwa hanya boleh terdapat 1 gereja dan 4 undung-undung (gereja kecil) di wilayah Singkil. Umat kristen tidak memiliki pilihan selain menerima tawaran perjanjian tersebut.

Perkembangan penduduk mendorong dibangunnya gereja-gereja baru dan perluasan gereja lama. Perjanjian pada tahun 1979 selalu digunakan untuk membatasi pembangunan gereja, untuk mempertahankan sejarah pendirian gereja perluasan beberapa gereja dilakukan tanpa membongkar bangunan gereja lama, beberapa membuat bangunan gereja dalam gereja.

Situasi ini berlangsung hingga 2011 ketika muncul gelombang penolakan gereja yang menguat. Pada 1-3 Mei 2012 Pemda Kabupaten Singkil menyegel beberapa gereja. Meski setelah penyegelan umat kristen pelan-pelan mulai menggunakan gereja, ancaman kekerasan hingga upaya pembakaran gereja terjadi terus menerus.

Tuntutan penolak gereja adalah agar kembali kepada perjanjian tahun 1979 bahwa hanya boleh ada 1 + 4 gereja untuk seluruh Singkil tidaklah realistis melihat jumlah umat dan jarak. Pemerintah Kabupaten berdalih bahwa gereja-gereja tersebut ilegal sesuai dengan Peraturan Bersama 2006. Padahal peraturan tersebut tidak mengatur rumah ibadah yang berdiri sebelumnya harus melewati prosedur diskriminatif.

Kasus di Singkil terjadi akibat tindakan intoleransi sebagian warga yang didukung oleh kebijakan-kebijakan diskriminatif seperti PBM 2006, peraturan propinsi dan kabupaten serta pembiaran pemerintah pusat atas carut marut hukum dalam kebebasan beragama dan berkepercayaan.

Masalah di Singkil tidak dapat diselesaikan selama negara tidak mengakui dan melindungi hak-hak warga untuk memilih agama dan kepercayaan serta beribadah sesuai dengan amanat UUD 1945. Penyelesaian kekerasan tanpa perlindungan pasti, hanya menunda kekerasan dan darah tumpah esok hari.

Sumber: www.sobatkbb.org

Previous Post

Kronologi Penyerangan Gereja di Aceh, Singkil

Next Post

Duka Aceh Singkil, Hijrah dan Spirit Kosmopolitanisme Islam

Redaksi

Redaksi

Journalists Association for Diversity (SEJUK) is an organization formed by journalists, activists, and writers to encourage the creation of society, with the support of the mass media, to respects, protects, and maintains diversity as part of the defense of human rights. SEJUK actively promotes perspectives of pluralism, human rights, gender, and diversity of sexuality to revive peaceful journalism. The aim is to spread issues of diversity in religion/belief, ethnicity, gender, and sexual orientation as well as other minority groups.

Related Posts

Ngober: Ngonten Keberagaman

Ngober: Ngonten Keberagaman

28/11/2024
Transgender

DOSA DAN NERAKA BUKAN URUSAN NEGARA: TRANSGENDER ISA ZEGA UMRAH BERJILBAB TIDAK BISA DIPENJARA

26/11/2024
God is Miraculous in Creating LGBT People

Pernyataan Sikap KOMPAKS: Menyikapi Pernyataan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) Bahwa LGBTQ adalah Ancaman Negara

21/11/2024
Gadis Kretek

Review Gadis Kretek: Kisah Cinta Dasiyah Memang Menyedihkan, Namun Peristiwa 1965 yang Menghancurkan Hidupnya

13/11/2023
Next Post
Kasus Pelarangan Shalat Jumat di Bukit Duri

Duka Aceh Singkil, Hijrah dan Spirit Kosmopolitanisme Islam

Please login to join discussion

Terpopuler

  • “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Gereja Pertama di Indonesia yang Menerima LGBT dengan Terbuka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 7 Alasan Mengapa LGBT Diterima Gereja Ini

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gereja Ortodoks Rusia di Indonesia: Menjumpa dan Menyapa yang Berbeda dengan Cinta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hentikan Praktik Persekusi yang Marak dan Berulang terhadap Kelompok Minoritas yang Tengah Melangsungkan Ibadah!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tentang Kami

Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) didirikan tahun 2008 oleh para jurnalis dari berbagai media mainstream, aktivis hak asasi manusia (HAM), dialog antar-iman dan penulis.

Hubungi Kami

Kontak

Karir

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • TikTok
  • YouTube

Community Guidelines

Kontributor

Pedoman Media Siber

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In