Selasa, Juli 1, 2025
  • Login
SUBSCRIBE
SEJUK
No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri
No Result
View All Result
SEJUK
No Result
View All Result
Home Disabilitas

DISABILITAS BERDIKARI, APA BISA?

by Thowik SEJUK
22/11/2019
in Disabilitas, Uncategorized
Reading Time: 3min read
DISABILITAS BERDIKARI, APA BISA?
Share on FacebookShare on Twitter
Suasana membatik komunitas disabilitas yang tergabung dalam program #difabelzone di Bantul, Yogyakarta (21/11/2019)

Yuni (30) merupakan disabilitas cerebral palsy (CP) sedang hamil 5 bulan dengan penghasilan membatik kisaran Rp. 300-400.000 perbulan. Andika (32) yang juga cerebral palsy, suami Yuni, perbulan menerima kisaran Rp. 150-200.000.

Sabar (29) dengan spinal cord injury (SCI) upah perbulan di kisaran Rp. 300-400.000, yang kadang-kadang harus lembur.

“Disabilitas tidak boleh dipandang sebelah mata. Bukan aib. Kami bisa berkarya,” tutur Andika (21/11/2019) yang aktif di Forum Inklusif Lintas Iman (FILI) dan kelahiran Cirebon ini.

Itu pula yang kerap ia sampaikan ketika menyambi sebagai motivator di beberapa forum yang dihadiri disabilitas ataupun orang tua mereka yang membutuhkan kesadaran tentang kesetaraan hak dan akses, serta aparat desa sampai pejabat dinas-dinas yang punya tanggung jawab memenuhi hak-hak disabilitas.

Mereka disabilitas bersepuluh berupaya mandiri berkarya, ketika pemerintah dan korporasi secara umum masih mengabaikan kesetaraan hak bekerja bagi segenap warga. Para disabilitas CP, SCI, bisu-tuli, daksa dan congenital deformity ini tergabung dalam PT. Zola Indonesia dengan program #difabelzone.

Dengan kondisi dan tantangannya masing-masing, mereka bekerja dan tinggal dalam sebuah workshop sekaligus kantor yang beralamat di Bajang, Pandak, Bantul, Yogyakarta, sejak 2017. Produk batiknya tidak hanya berupa kain dan baju, mereka juga menyediakan laptop bag, totebag, syal, selendang, tas kecil, dll.

Andika memamerkan karyanya

Alat-alat beserta pendukung kerja, tempat kerja maupun tidur, listrik, air, bahan makan dan minuman sehari-hari disediakan oleh PT. Zola Indonesia yang mempunyai misi memberikan kesempatan terhadap kalangan disabilitas untuk bekerja layak sebagaimana warga negara lainnya.

Lidwina Wury Akhdiyanti sebagai Director & Designer PT Zola Indonesia menegaskan bahwa ikhtiar melibatkan komunitas dan orang-orang disabilitas untuk mendorong dan memberi peluang bagi mereka yang pada akhirnya bisa mandiri, berwirausaha. Selain bekerja dengan memahami beragam teknik membatik dan prosesnya, mereka juga diajari tentang manajemen bisnisnya.

“Mereka tidak boleh selamanya di sini. Kawan-kawan ini suatu saat harus bisa mandiri. Jika kelak ingin membuka usaha membatik, akan kami hubungkan ke para pihak yang selama ini memberikan perhatian pada wirausaha atau bisnis-bisnis yang dikembangkan disabilitas,” papar perempuan yang akrab disapa Wina.

Ia menjelaskan bahwa workshop mereka selain di Bantul, beroperasi juga di dua tempat di Magelang. Satu lagi ada di Purworejo.

“Saya bermimpi kawan-kawan disabilitas bisa benar-benar mandiri. Kegiatan-kegiatan kami tidak menjual belas kasih,” tegas Wina.

Yang hendak memberikan dukungan terhadap bisnis produksi Yuni, Sabar, Andika dan rekan-rekannya, sila membeli batik mereka dengan menghubungi Andika di 0896 7274 7995 atau zolamarcomm@gmail.com dan IG @difabelzone.id.

Bagi siapa saja, komunitas maupun instansi-instansi yang tertarik belajar membatik dari proses menggambar atau desain sampai pembatikan, kata Andika sambil menggelar batik hasil karyanya, dipersilakan berkunjung dan praktik langsung ke workshop. Tak hanya mendapat pengalaman, para pengunjung juga bisa pulang sambil menjinjing totebag, tas tangan, syal, dll. karya disabilitas dengan harga yang sangat terjangkau.

Beberapa jenis produk dari kain batik disabilitas #difabelzone

“Selama ini kami membuka dan menyediakan diri bagi siapapun atau instansi manapun yang ingin belajar membatik sekaligus mendapatkan pemahaman tentang disabilitas dan hak-haknya,” Andika kembali menegaskan.

Mereka bahkan kerap menerima rombongan siswa maupun mahasiswa dari Australia yang ingin punya pengalaman membatik bersama disabilitas.[]

Tags: #BatikDisabilitas#difabelzone#Disabilitas
Previous Post

Cania Citta Irlanie: pelecehan seksual adalah dorongan primitif laki-laki yang memercayai takhayul

Next Post

Workshop & Story Grant: Meliput Isu Kebebasan Beragama dan Berekspresi

Thowik SEJUK

Thowik SEJUK

Related Posts

Ngober: Ngonten Keberagaman

Ngober: Ngonten Keberagaman

28/11/2024
Transgender

DOSA DAN NERAKA BUKAN URUSAN NEGARA: TRANSGENDER ISA ZEGA UMRAH BERJILBAB TIDAK BISA DIPENJARA

26/11/2024
God is Miraculous in Creating LGBT People

Pernyataan Sikap KOMPAKS: Menyikapi Pernyataan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) Bahwa LGBTQ adalah Ancaman Negara

21/11/2024
Memperjuangkan Akses yang Setara untuk Perempuan Disabilitas lewat Anggaran yang Inklusif

Memperjuangkan Akses yang Setara untuk Perempuan Disabilitas lewat Anggaran yang Inklusif

10/09/2024
Next Post
Workshop & Story Grant: Meliput Isu Kebebasan Beragama dan Berekspresi

Workshop & Story Grant: Meliput Isu Kebebasan Beragama dan Berekspresi

Please login to join discussion

Terpopuler

  • “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    “Mama, Aku Lesbian dan Aku tetap Putrimu”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Gereja Pertama di Indonesia yang Menerima LGBT dengan Terbuka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gereja Ortodoks Rusia di Indonesia: Menjumpa dan Menyapa yang Berbeda dengan Cinta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Elisheva Wiriaatmadja, Contoh Penganut Judaisme yang Terbuka di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dewi Kanti Rela Tak Punya Akta Nikah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Tentang Kami

Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) didirikan tahun 2008 oleh para jurnalis dari berbagai media mainstream, aktivis hak asasi manusia (HAM), dialog antar-iman dan penulis.

Hubungi Kami

Kontak

Karir

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • TikTok
  • YouTube

Community Guidelines

Kontributor

Pedoman Media Siber

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

No Result
View All Result
  • Isu
    • Agama
    • Disabilitas
    • Gender dan Seksual
    • Etnis
  • Liputan Kolaborasi
    • 2023
    • 2022
    • 2021
    • <2020
  • Panduan Jurnalis
  • Kontributor
  • English
  • Agenda
  • Galeri

© 2020 Serikat Jurnalis untuk Keberagaman

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In