
Budaya patriarki dengan masyarakat yang mengutamakan satu gender, laki-laki, hingga toxic masculinity semakin marak dan menguat dalam pemberitaan media-media di Indonesia.
Hal ini disesalkan Pemimpin Redaksi Magnalene.co Devi Asmarani dalam pembekalan coaching Fellowship Liputan Keberagaman untuk jurnalis kampus (27//7) yang digelar Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) sebagai rangkaian workshop pers mahasiswa “Jurnalisme Keberagaman Menghidupkan Toleransi” di Pekanbaru 26-29 Juli 2019.
“Situasi seperti ini harus terus dilawan, didobrak, dengan mendorong perspektif feminis di dalam media teman-teman,” saran Devi di hadapan jurnalis dari kampus-kampus berbagai daerah di Indonesia seperti Banda Aceh, Lhokseumawe, Medan, Padang, Pekanbaru, Lampung, Maumere, Manado, Makassar, Kendari dan Jakarta.
Ia pun meyakinkan pentingnya banyak memanfaatkan media untuk meredefinisi feminitas dan pengalaman keperempuanan.

Pada kesempatan yang sama Pemimpin Redaksi IDN Times Uni Z. Lubis berbagi pengalaman dari media yang dikelolanya, betapa isu-isu perempuan dan toleransi bisa sangat menarik pembaca milenial dan Gen Z kendati ditulis dengan menggunakan prinsip-prinsip yang menjunjung tinggi kemanusiaan. Media baru yang kerap disebut sebagai surganya pembaca milenial, IDN Times bahkan memasang tagline “Diversity is Beautiful”.
“Membuat berita tidak harus sensasional, yang clickbait. Isu-isu yang substansial, bahkan tema toleransi, banyak yang baca,” ungkap mantan pemimpin redaksi di banyak media seperti Panji Masyarakat, ANTV, Viva.co.id dan Rappler.
Berdasarkan pengamatannya, baik terhadap media-media besar Internasional maupun nasional, mantan pengurus Dewan Pers ini menunjukkan bahwa dalam sejarahnya media yang bertahan adalah mereka yang justru konsisten memajukan konten-konten yang berkualitas. Namun begitu, menuangkan berita-berita click worthy, bukan clickbait, menurut Uni Lubis, membutuhkan pendekatan yang lebih menarik.
Personalisasi dalam pemberitaan menjadi salah satu cara agar berita-berita isu keberagaman menggugah minat pembaca milenial dan Gen Z.
“Ada story (kisah) dan karakter yang menarik untuk memberitakan yang click worthy,” jelasnya.
Pembekalan materi oleh Devi Asmarani dan Uni Lubis dilanjutkan dengan coaching proposal-proposal liputan yang dikirim para peserta workshop. Sebagaimana disampaikan Direktur SEJUK Ahmad Junaidi, peraih Fellowship Liputan Keberagaman untuk pers mahasiswa ini akan memperoleh beasiswa terbatas masing-masing Rp. 1,500,000.
Selain itu, lanjut pria yang akrab disapa Alex, liputan-liputan fellowship mereka akan diterbitkan di IDN Times dan Magdalene.co, dua media besar yang dikenal mempromosikan prinsip-prinsip toleransi, kesetaraan dan keadilan gender.
Setelah melalui proses coaching dan seleksi dalam workshop yang dilakukan Uni Lubis, Devi Asmarani dan editor the Jakarta Post Ahmad Junaidi, proposal-proposal yang mendapat Fellowship Liputan Keberagaman adalah:
- Pentingnya Ketersediaan Tenaga Psikolog dalam Menanggulangi Kekerasan Seksual di Ranah Pendidikan, Thalitha Avifah Yuristiana, Aspirasi UPN Veteran, Jakarta
- Cuti Haid, Hak Pekerja Perempuan yang Terabaikan, Alif Ilham Fajriadi, Suara Kampus UIN Imam Bonjol, Padang
- Konflik Sengketa Lahan, Ajang Kekerasan terhadap Perempuan, Nadiah Azri Br Simbolon, Suara USU, Universitas Sumatera Utara, Medan
- Hak Penyandang Disabilitas Perempuan untuk Mendapatkan Fasilitas yang Sama, Putri Anugrah AKLaMASI Universitas Islam Riau
- Tionghoa Melayu di Kota Madani, Janaek Simarmata, AKLaMASI Universitas Islam Riau
- Diskriminasi terhadap Pelajar Non-muslim di Riau, Bagus Pribadi, Gagasan, UIN Sultan Syarif Kasim Riau
- Hak Administrasi Kependudukan Pemeluk Baha’i di Medan, Putra P. Purba, Suara USU Universitas Sumatera Utara, Medan
- Kuliner Kampung Madras, Eksotisme “Litle India” di Kota Medan, Siti Laila Barkah, Kreatif Universitas Negeri Medan
- Sikap Politisi Kota Madani di balik Kekerasan Perempuan, Aqib Sofwandi Gagasan, UIN Sultan Syarif Kasim Riau

Demikianlah rangkaian Workshop dan Fellowship Jurnalisme Keberagaman Menghidupkan Toleransi untuk Pers Mahasiswa di Pekanbaru, 26-29 Juli 2019, kerja sama Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) dengan Friedrich-Naumann-Stiftung für die Freiheit (FNF), Kementerian Hukum dan HAM RI, Media Mahasiswa AKLaMASI Universitas Islam Riau dan Lembaga Pers Mahasiswa Gagasan Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim Riau.
Media partner: IDN Times & Magdalene.co